Capex Astra Otoparts Tahun Depan Turun 25 Persen

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 13 Nov 2015 08:14 WIB
Guna menyiasati kondisi ekonomi yang terjadi tahun depan, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) menyatakan alokasi belanja modal tahun depan hanya Rp 637 Miliar.
Dewan Direksi PT Astra Otoparts dalam konferensi pers usai menghadari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPTS) 2015 di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (21/4). (CNN Indonesia/Safyra Primadhyta).
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) menyatakan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan tahun depan berada di angka Rp 637,5 miliar, atau lebih rendah 25 persen ketimbang anggaran capex tahun ini yang mencapai Rp 850 persen.

Hal ini diputuskan lantaran manajemen perusahaan suku cadang itu akan berhati-hati dalam menyiasati kondisi ekonomi di 2016.

"Kondisi tahun depan saya kira tidak banyak berubah. Oleh karena itu kami akan lebih berhati-hati dalam melalukan investasi di tahun depan," ujar Hamdhani D Salim, Direktur Utama Astra Otoparts di Jakarta, Kamis (12/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hamdhani mengungkapkan, kendati pihaknya belum dapat memutuskan strategi yang akan dilakukan pada 2016 perseroan bakal terus melihat peluang yang ada. Ia mengaku, potensi ekspansi masih ada dengan melihat berbagai skema.

"Timing memang tidak tahun ini dan tahun depan untuk investasi. Namun kami tetap akan lihat peluang yang ada, kita juga pertimbangkan Joint Venture (JV) tapi tergantung situasi pasar otomotif tahun depan," tegasnya.

Sementara Direktur Keuangan Astra Otoparts, Hugeng Gozali mengakui posisi capex perseroan dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami penurunan.

"Tahun depan belanja modal kami setara dengan 75 persen dari anggaran belanja modal tahun ini. Sementara tahun ini juga sudah turun dari tahun sebelumnya,” ungkap Hugeng.

Serapan Capex Baru 70 Persen

Hugeng menjelaskan, untuk pendanaan belanja modal pada tahun depan pihaknya masih mengutamakan arus kas internal. Sementara porsi pinjaman bank tidak mendominasi pendanaan.

“Dana belanja modal 80 persen dari kas dan 20 persen dari pinjaman bank," jelasanya.

Hugeng merinci, jika melihat pengalaman sebelumnya belanja modal biasanya digelontorkan lebih banyak untuk pembelian mesin, sekitar 85 persen. Sementara sisanya sebanyak 15 persen untuk perdagangan.

“Untuk serapan belanja modal saat ini, baru sekitar 70 persen dari yang dianggarkan atau sekitar Rp 595 miliar,” jelasnya.
Dari sisi kinerja, per September 2015, Astra Otoparts mencatat penurunan laba bersih sebesar 72 persen menjadi Rp 179 miliar, yang disebabkan oleh menurunnya volume dan penurunan margin manufaktur karena pelemahan nilai tukar rupiah. Pendapatan usaha Astra Otoparts turun 5,5 persen secara tahunan, dari Rp 9,17 triliun menjadi Rp 8,67 triliun.
(dim/dim)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER