Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan infratrsuktur milik Rajawali Corpora, PT Nusantara Infrastructure Tbk menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 42,9 persen pada tahun depan. Optimisme tersebut didukung oleh meningkatnya sarana infrastruktur dan estimasi kenaikan pengguna infrastruktur yang dikelola perusahaan.
Direktur Operasional Nusantara Infrastructure, Danni Hasan mengatakan kalau tahun depan perusahaan juga masih akan menggenjot penerimaan dari sektor jalan tol, yang saat ini berkontribusi besar terhadap pendapatan perseroan. Bahkan, tahun depan perusahaan berharap bisa mengalami peningkatan jumlah pengguna jasa jalan tol sebesar 10 persen dibanding tahun ini.
Saat ini, Nusantara Infrastructure menggeluti empat sektor usaha yaitu jalan tol, pengelolaan air, menara telekomunikasi, dan konstruksi. Hingga kuartal III tahun ini, pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp 397,79 miliar, di mana sektor jalan tol berkontribusi Rp 246,65 miliar (62 persen), menara telekomunikasi sebesar Rp 129,36 miliar (32,52 persen), penjualan air bersih sebesar Rp 20,91 miliar (5,25 persen), dan konstruksi sebesar Rp 1,28 miliar (0,23 persen).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dilihat tahun depan mestinya lebih baik dibandingkan tahun ini, di mana jalan tol tetap akan berkontribusi besar terhadap pendapatan, namun mungkin porsinya akan lebih kecil dibanding sebelumnya, mungkin nanti di bawah 60 persen," jelas Danni di Jakarta, Selasa (17/11).
Pasalnya, lanjut Danni, perusahaan pada tahun depan berencana meningkatkan jumlah menara dari saat ini berjumlah 1.000 unit menjadi 1.500 hingga 2 ribu unit pada akhir 2016. Selain itu, perusahaan juga akan berencana untuk menambah penyediaan air bersih bagi industri.
"Tapi kami tetap tak melupakan proyek jalan tol. Nanti kita akan memanjangkan tol yang kami operatori di Makasar karena ada New Makasar Port. Tapi perpanjangan jalan tol ini masih dalam lobi," ujarnya.
Untuk menggandakan pendapatan tersebut, Danni mengatakan perusahaan akan investasi sebesar Rp 2 triliun yang utamanya digunakan untuk pembangunan menara komunikasi sebesar Rp 1 triliun, proyek-proyek jalan tol sebesar Rp 500 hingga 700 miliar, dan pengadaan air sebesar Rp 300 miliar. Untuk itu, Nusantara Infrastructure akan mencari pendanaan eksternal.
Rasio utang terhadap modal (
debt-to-equity ratio) Nusantara Infrastructure saat ini sebesar 76 persen, di mana hingga kuartal III nominal utang yang tercatat sebesar Rp 1,91 triliun, sedangkan jumlah modalnya Rp 2,52 triliun.
"Terus terang, dalam titik ini, tingkat utang dalam ekuitas sangat rendah jadi leverage-nya sangat bagus. Kami mau akses pinjaman dari perbankan, bisa akses publik juga lewat kerjasama antar persuahaan, kira-kira Rp 1,5 triliun dari capital expenditure Rp 2 triliun kami dapatkan dari pinjaman," jelas Danni.
Jika sampai akhir tahun ini, perusahaan yakin bisa mendapat pendapatan Rp 489,76 miliar, atau naik 15 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 425,88 miliar. Dengan demikian, perusahaan berambisi untuk mencatat pendapatan sampai Rp 700 miliar di tahun depan.
"Tapi itu dengan asumsi pertumbuhan pengguna kita mencapai 10 persen, tapi selama ini kan kenyataannya tak seperti itu. Akumulasi pertumbuhan pengguna kita di semua lini usaha pada tahun 2009 hingga 2014 adalah 22 hingga 23 persen, jadi kalau naik 10 persen saja kita bisa perkuat pendapatan," ujarnya.
Dengan meningkatnya pendapatan, perusahaan berharap bisa meningkatkan laba, namun ia enggan mengatakan besaran pertumbuhan laba pada tahun depan. Hingga akhir tahun ini, perusahaan berniat menambah 20 persen laba dibanding tahun kemarin dari Rp 152,22 miliar menjadi Rp 182,66 miliar.
(ags)