Kandungan Lokal Rendah, Rizal Ramli Kritik Kinerja SKK Migas

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2015 14:21 WIB
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Rizal Ramli meminta SKK Migas meningkatkan pengawasannya terhadap penggunaan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
Menko Kemaritiman Rizal Ramli mengikuti Rapat dengan Pansus Pelindo II di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis 29 Oktober 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Rizal Ramli mengkritik kinerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) yang tak pernah mengawasi penggunaan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam kegiatan hulu migas, pasca ditekennya kontrak bagi hasil Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Hal ini Rizal lontarkan seiring dengan minimnya hasil komponen dalam negeri yang digunakan di sektor hulu migas. Oleh karena itu, ia pun meminta regulator hulu migas tersebut meningkatkan pengawasannya terhadap penggunaan TKDN.

"Ada peraturannya local content untuk drilling. Sayang para KKKS tak lakukan ini. Kami sampaikan kepada Kepala SKK Migas, laksanakan aturan local content supaya perusahaan nasional supaya bisa hidup dan bekerja," jelas Rizal di Jakarta, Kamis (19/11).
Menurut Rizal, sejatinya SKK Migas menerapkan aturan peningkatan TKDN yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor. 15 tahun 2013 Tentang Produk Dalam Negeri pada Kegiatan Usaha Hulu Migas dalam Negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, ia mengatakan jajaran SKK Migas juga harus menentukan persentase penggunaan TKDN untuk setiap komponen, dengan ketentuan minimal 15 hingga 80 persen tergantung jenis komponennya.

Ini lantaran jika ketetapan penggunaan TKDN itu tak digalakkan, maka hal tersebut akan mempengaruhi pengembalian biaya operasi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas atau cost recovery yang harus dibayar pemerintah kepada KKKS Migas.

Yang aneh katanya, meski tak ada kenaikan yang signifikan dari sisi produksi migas dan TKDN angka cost recovery yang semakin tinggi tiap tahunnya namun produksi migas semakin keok.

"Kan tidak masuk akal produksi terus turun, tapi cost recovery malah naik. Coba berikan data di setiap eksplorasi berapa biayanya supaya bisa dibandingkan dengan negara lain. Tapi SKK Migas tak bisa berikan data berapa cost recovery-nya. Padahal kalau dikelola dengan transparan, bisa dianalisis," tegasnya.

Sebagai informasi, realisasi cost recovery tahun 2001 tercatat sebesar US$ 4,35 miliar dengan realisasi produksi minyak sebesar 1,48 juta barel per hari. Sedangkan tahun lalu, realisasi cost recovery sebesar US$ 15,13 miliar dengan produksi 789,64 ribu barel per hari.
Menanggapi ucapan Rizal, Kepala Hubungan Masyarakat SKK Migas Elan Biantoro mengakui kalau himbauan penggunaan TKDN kadang tidak diindahkan oleh KKKS. Ia pun mengatakan kalau SKK Migas hanya bisa melakukan audit terhadap kontraktor dan tak bisa merambah ke subkontraktor, di mana pengadaan komponen dilakukan.

"Yang disampaikan Pak Rizal betul, kita hanya sebatas kertas minta TKDN. Tapi tidak mengawasi sampai kesana. Dan kita pun belum memasang sanksi karena karena belum ada rambu sanksinya," terang Elan di lokasi yang sama.
(dim/ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER