Jelang Penaikan Suku Bunga The Fed, Dolar AS Terus Melemah

Irene Inriana | CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2015 16:53 WIB
Ini disebabkan oleh selera risiko yang meningkat berkat adanya optimisme ekonom AS dan para dealer pasca kenaikan suku bunga The Fed.
Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Janet Yellen. (CNN Indonesia/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve menaikan suku bunga acuan secara bertahap pada Desember mendatang akan memberi tekanan terhadap nilai tukar dolar,.

Setelah berada di posisi tertinggi selama tujuh bulan terhadap nilai tukar Euro di Asia, Kurs dolar AS tercatat melemah pada Kamis (19/11).

Ini disebabkan oleh selera risiko yang meningkat berkat adanya optimisme ekonom AS dan para dealer yang memperkirakan kenaikan suku bunga Federal Reserve akan bertahap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak cuma terhadap Euro, Dolar juga tercatat melemah terhadap Yen setelah bank sentral Jepang (BoJ) memutuskan menentang peningkatan program stimulusnya meski pun perekonomian negara itu jatuh ke dalam resesi.

"Jika Fed berhasil dalam meyakinkan investor bahwa langkah menaikkan suku bunganya akan sangat bertahap, tentunya akan kurang menguntungkan bagi dolar. Terutama terhadap mata uang berisiko yang akan mendapatkan keuntungan dari penarikan akomodasi di tempat lain," Todd Elmer, ahli strategi mata uang Citigroup Inc. yang berbasis di Singapura, mengatakan kepada Bloomberg News.

Seperti diketahui, dari hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) di Oktober lalu menunjukkan bahwa petinggi The Fed H masih akan menahan kenaikan bulan depan akibat kekhawatiran mereka tentang pelemahan prospek global.

Interprestasi positif ini sendiri, kata Elmer akan mendorong pasar regional dengan ekuitas-ekuitas reli setelah lonjakan di Wall Street. Sementara mata uang negara-negara berkembang atau "emerging market" dinilai akan menguat karena para dealer menjadi lebih tertarik membeli aset-aset lebih berisiko dan memberikan imbal-hasil lebih tinggi.

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Euro saat ini tercatat naik menjadi 1,0681 per dolar AS dari posisi sebelumnya di level 1,0660 dolar. Sementara untuk Greenback tercatat turun menjadi 123,30 yen dari 123,59 yen.

Sedangkan di antara mata uang negera berkembang, dolar Australia juga diketahui naik 0,69 persen terhadap Greenback, sementara Won Korea Selatan menguat 0,90 persen dan Ringgit Malaysia bertambah 1,17 persen.

Ada pun nilai tukar dolar Selandia Baru sedikit menguat 0,91 persen, Rupiah yang turut menguat 0,44 persen serta Baht Thailand yang saat ini diperdagangkan di posisi 0,12 persen lebih tinggi dari sebelumnya. (dim/ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER