Jakarta, CNN Indonesia -- Sampai 30 November 2015, PT Sampoerna Agro Tbk telah menghabiskan Rp 32,67 miliar atau 10,71 persen dari total dana yang dialokasikan untuk biaya pembelian kembali (
buyback) saham sebesar Rp 305 miliar.
Menurut Sekretaris Perusahaan Sampoerna Agro Eris Ariaman, dana tersebut membuat perseroan berhasil mengantongi kembali 40 ribu saham dari target
buyback sebanyak 189 juta saham atau maksimal 10 persen dari jumlah saham perseroan. Aksi
buyback sendiri telah dijadwalkan mulai dilakukan sejak 27 Oktober 2015 hingga 26 Januari 2016.
“Dengan menggunakan Rp 32,67 miliar, Sampoerna Agro masih memiliki sisa dana yang belum terpakai sebanyak Rp 272,32 miliar,” kata Eris dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (1/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keterbukaan informasi sebelumnya, manajemen Sampoerna Agro melakukan
buyback sebagai
treasury stock.
Sepanjang sembilan bulan di 2015, laba Sampoerna Agro jeblok akibat rendahnya harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) di pasar dunia. Laporan keuangan kuartal III 2015 perseroan menyebut laba bersih turun 37 persen menjadi Rp 195 miliar.
Turunnya laba bersih dibarengi dengan pendapatan perseroan yang juga turun Rp 341,04 miliar menjadi Rp 2,14 triliun akibat berkurangnya penjualan CPO. Selama ini, CPO merupakan penyumbang utama penjualan Sampoerna Agro yaitu mencapai 84 persen.
“Kontribusi CPO di sembilan bulan pertama 2015 menurun sebesar Rp 274,34 miliar dibandingkan periode yang sama 2014 yang dipicu oleh penurunan harga jual rata-rata sebesar 13 persen dari Rp 8.528 per kilogram (kg) di sembilan bulan pertama 2014 menjadi Rp 7.402 per kg di periode yang sama 2015,” jelas Budi Halim, Direktur Keuangan Sampoerna Agro.
(gen)