Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong memperkirakan tahun ini ekspor Indonesia akan kembali mengalami kontraksi. Namun Thomas meyakini penurunan ekspor tahun ini tidak akan setajam tahun lalu yang diperkirakan mencapai 14 persen.
“Tahun ini kontraksinya lebih lembut lah, lebih moderat. Mungkin kontraksi 2-3 persen, bukan lagi kontraksi dahsyat seperti tahun lalu,” ujar Thomas di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (4/1).
Menurut Thomas, produk ekspor Indonesia yang bisa menjadi andalan di pasar global adalah produk yang padat karya seperti perhiasan dan permata maupun industri kayu dan mebel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski kontraksi masih terjadi, namun Thomas meyakini neraca perdagangan 2016 masih akan tetap surplus. Hal itu akan memperkecil defisit transaksi berjalan (
current account deficit) di 2016.
“
Current account deficit lebih baik. Neraca perdagangan tetap surplus,” ujarnya.
Perlu diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia selama periode Januari-November 2015 mencapai US$138,42 miliar atau anjlok 14,32 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia sepanjang periode yang sama tercatat surplus US$7,81 miliar membaik dari Januari-November 2014 yang mencatatkan defisit US$1,86 miliar.
Lebih OptimistisThomas mengakui tahun lalu ia menolak untuk optimistis. Pasalnya, perekonomian global masih banyak menghadapi masalah. Kendati demikian, tahun ini, Thomas lebih optimistis.
“Di 2016 saya jauh lebih optimis meskipun masih banyak ranjau, masih banyak risiko,” ujarnya.
Pemerintah, lanjut Thomas, akan terus melakukan deregulasi dan efisiensi perizinan dan peraturan untuk mendorong sektor swasta. Sektor ini, disebut Thomas, memiliki kontribusi 40-50 persen terhadap perekonomian nasional.
(gen)