Jakarta, CNN Indonesia -- Investor saham Eropa dan AS membeli saham-saham yang turun pada perdagangan Selasa (12/1), setidaknya untuk peralihan sementara terkait penurunan tajam harga minyak mentah yang sempat menyentuh di bawah level US$30 per barel.
Seperti dikutip dari
Reuters, mayoritas indeks saham AS ditutup menguat dalam sesi perdagangan yang volatile. Sementara itu, indeks FTSEurofirst 300 naik 1,1 persen setelah sempat menurun dalam empat sesi.
Bursa saham China yang fluktuatif dan penurunan harga minyak telah mengguncang sentimen bagi pasar ekuitas pada awal 2016. Untungnya, bursa saham China ditutup lebih tinggi pada Selasa lalu karena bank sentral berusaha untuk menstabilkan yuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun harga minyak merosot lebih dari 2 persen, gagal untuk mempertahankan reli awal dan memperdalam pelemahan dalam 1-2 tahun.
Eric Kuby, kepala investasi North Star Investment Management Corp di Chicago mengatakan reli penaikan saham pada Selasa mungkin menunjukkan bahwa investor tidak memperhitungkan pelemahan harga minyak dan pelemahan China sebagai faktor utama yang mendorong harga saham.
"Karena fokus kini adalah laporan keuangan yang akan datang, maka fokus berpaling dari China dan minyak, hal ini memungkinkan investor untuk memindahkan aset mereka ke dalam beberapa ekuitas yang terlihat wajar," kata Kuby.
Indeks Dow Jones Industrial Average tercatat naik 117,65 poin, atau 0,72 persen, ke level 16.516,22, indeks S&P 500 naik 15,01 poin, atau 0,78 persen, ke 1.938,68 dan indeks Nasdaq Composite menguat 47,93 poin, atau 1,03 persen, ke angka 4.685,92.
Adapun saham Apple naik 1,5 persen setelah adanya upgrade broker, membantu penguatan saham di Wall Street. Setelah mengalami awal yang buruk secara historis, para investor kini menunggu musim laporan laba perusahaan, dimana bank-bank besar akan melaporkan keuangannya pekan depan.
"Kami melihat penurunan besar di pasar Amerika. Sekarang, kami telah melihat hal itu menjadi cukup stabil. Saya pikir pada saat ini mungkin sebaiknya menstabilkan kondisi, kecuali jika melihat penurunan lanjutan dari bursa China," kata Brad McMillan, kepala investasi untuk Commonwealth Financial di Waltham, Massachusetts.
(gir)