Ekspor Indonesia Berpotensi Naik Saat Ekonomi China Melambat

Elisa Valenta Sari dan Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Selasa, 19 Jan 2016 17:43 WIB
Indonesia berpotensi meningkatkan ekspor barang konsumsi ke China saat negara tersebut mengubah konsep ekonominya dari negara berbasis produksi ke konsumsi.
Ilustrasi mata uang Yuan. (REUTERS/Jason Lee)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual berpendapat laju pertumbuhan ekonomi China yang hanya menyentuh angka 6,9 persen sepanjang 2015, disebabkan oleh lambannya Pemerintah China melakukan proses transformasi ekonomi negeri tirai bambu tersebut, dari negara berbasis investasi menuju konsumsi.

David mengatakan, rumitnya upaya transformasi tersebut disebabkan oleh kondisi demografi China yang tengah memasuki fase aging population atau perubahan struktur masyarakat yang didasarkan pada berimbangnya jumlah penduduk produktif dan yang non-produktif.

Dengan kondisi tersebut, tak ayal negara yang dipimpin oleh Xi Jinping itu mulai mengurangi kegiatan ekspor setelah sebelumnya menjadi negara eksportir terbesar di dunia demi mengerek tingkat konsumsi dalam negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Selama ini kita lihat perlambatan ekonomi China (ditandai dengan) ekspor barang-barang seperti kelapa sawit, batubara, mineral yang juga menurun volume ekspornya,” ujar David saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (19/1).

Seiring melambatnya ekonomi, David menilai momentum ini dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk menggenjot volume ekspor barang jadi dan yang bersifat konsumsi ke negara tersebut. Sebab, mayoritas barang yang diekspor Indonesia ke China selama ini cenderung merupakan barang mentah atau komoditas seperti hasil pertambangan dan perkebunan.

"Barang konsumsi yang berpotensi ekspor ke China itu antara lain produk tekstil, produk industri kreatif dan produk kecantikan. Promosi wisata Indonesia juga bisa menjadi andalan. Tidak hanya Bali, karena Indonesia punya banyak tempat wisata lainnya yang dilirik para wisatawan mancanegara,” jelas David.

Ekspor Akan Menurun

Dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sianida menilai perlambatan ekonomi China secara tak langsung akan berimbas pada jumlah ekspor komoditas batubara Indonesia.

Berangkat dari fenomena ini, Hendra memprediksi dalam beberapa waktu ke depan angka ekspor batubara Indonesia bakal menyusut.

"Untuk tahun ini kami belum tahu dampak riilnya terhadap ekspor batubara. Tapi kebijakan China mengurangi porsi batubara dalam energi mix untuk pembangkit listrik mereka dalam jangka waktu menengah dan panjang tentunya akan terasa," kata Hendra.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor produk non migas Indonesia ke China selama 2015 mencapai US$13,29 miliar.

Dengan nilai impor sebesar US$29,21 miliar, maka posisi neraca perdagangan Indonesia terhadap China masih terdapat jurang defisit sebesar US$15,98 miliar.

Di mana komoditas yang menjadi andalan antara lain batubara, palm kernel, tembaga, karet, serta feronikel dan kelapa sawit mentah, berikut turunannya. (dim/dim)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER