Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Danamon Indonesia Tbk melepas 2,93 persen kepemilikannya di PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk demi mematuhi aturan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait ketentuan batas minimum kepemilikan saham publik (
free float).
Sekretaris Perusahaan Bank Danamon Fransiska Oei menyatakan melalui keterbukaan informasi kepada BEI bahwa perseroan sebelumnya memiliki 950 juta lembar atau 95 persen saham Adira Finance.
Ia menyatakan perseroan berencana menjual 29,3 juta lembar saham Adira Finance pada Senin, 25 Januari 2016. Nantinya, jumlah kepemilikan Bank Danamon setelah pelepasan saham tersebut menjadi 920,7 juta lembar atau 92,07 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tujuan dari transaksi adalah pemenuhan peraturan perundang-undangan selaku pengendali dan pemegang saham utama, guna meningkatkan float saham ADMF,” tulis Fransiska.
Sebagai informasi, hal itu merujuk peraturan direksi BEI Nomor Kep-00001/BEI/01-2014 perihal perubahan peraturan Nomor I-A tentang pencatatan saham dan efek bersifat ekuitas selain saham yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat. Peraturan tersebut wajib dipenuhi dalam jangka waktu 24 bulan sejak ditetapkan pada 30 Januari 2014.
BEI menentukan, free float minimal 50 juta saham dan minimal 7,5 persen dari jumlah saham dalam modal disetor. Sementara jumlah pemegang saham minimal 300 pemegang saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan memang terdapat usaha melakukan divestasi oleh Bank Danamon agar Adira Finance dapat memenuhi ketentuan free float. Namun, ia mengaku tidak tahu secara detil proses pelepasan dan siapa penyerap saham tersebut.
“Bursa tidak tahu apakah dilepas di
reguler market atau dilepas kepada investor strategis,” ujarnya saat dihubungi
CNNIndonesia.com.
Sementara itu, Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan ketidakjelasan nilai transaksi dan penyerap saham Adira dapat memunculkan banyak spekulasi. Ia bahkan menilai saham Adira bisa dijual di bawah harga pasar.
“Kalau kayak gini, Danamonnya bisa rugi. Memang Danamon bisa lepas di harga berapa?” katanya.
Selama ini, Satrio menilai Adira merupakan salah satu pemberat kinerja Bank Danamon. Menurutnya, selama ini kinerja Bank Danamon di bawah ekspektasi karena dider masalah akuisisi Danamon yang dinilai terlampau mahal.
“Apalagi industri kredit itu menarik kalau kondisi ekonomi sedang baik. Tapi sekarang kondisi ekonomi sedang kurang baik,” ucapnya.
(gir/gen)