Harga Minyak Dunia Melonjak 7 Persen

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 18 Feb 2016 07:27 WIB
Lonjakan harga tersebut terjadi setelah Iran menyatakan dukungan kepada Rusia-Arab yang berencana membekukan produksi untuk meredam kelebihan pasokan.
Ilustrasi oil rig. (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia naik 7 persen pada perdagangan Rabu setelah Iran menyatakan dukungan kepada Rusia-Arab yang berencana membekukan produksi guna meredam kelebihan pasokan di pasar yang telah menekan harga minyak mentah ke level terendah dalam belasan tahun.

Seperti dikutip dari Reuters, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh yang telah bertemu dengan para petinggi dari Venezuela, Irak dan Qatar di Teheran selama lebih dari dua jam, mengatakan bahwa usulan batas produksi harus menjadi langkah pertama untuk menstabilkan pasar.

Zanganeh, dikutip oleh kantor berita Iran Shana, tidak mengatakan secara eksplisit bahwa Iran akan menjaga produksinya seperti level Januari, sejalan dengan usulan bahwa produsen utama termasuk Rusia dan Arab Saudi yang membatasi output.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang pejabat Iran, yang berbicara sebelum pertemuan Rabu, mengatakan Iran akan terus meningkatkan produksi minyak ke tingkat sebelum sanksi perdagangan menimpa produsen terbesar keempat di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) itu pada 2012.

Teheran telah menjadi kendala utama untuk kesepakatan OPEC dan non-OPEC dalam 15 tahun, setelah janjinya untuk merebut kembali pangsa pasar yang hilang pasca sanksi.

Meski begitu, dukungan Zanganeh untuk rencana pembekuan produksi membantu memicu reli penaikan harga yang kuat.

Harga minyak Brent LCOc1 ditutup naik US$2,32 atau 7,2 persen pada US$34,50 per barel. Sementara harga minyak CLc1 mentah AS ditutup naik US$1,62, atau 5,6 persen, pada US$30,66 per barel.

Harga memperpanjang penaikan dalam perdagangan pasca-penyelesaian setelah data dari kelompok industri American Petroleum Institute menunjukkan penurunan persediaan 3,3 juta barel. Jumlah itu berbeda dari perkiraan analis yang memprediksi penaikan 3,9 juta barel. Pemerintah AS akan merilis data persediaan resmi pada hari Kamis. (gir)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER