Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Maybank Indonesia Tbk akan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah terkait batasan bunga deposito bagi dana milik negara yang ditempatkan oleh Kementerian dan Lembaga (K/L), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Pemerintah Daerah (Pemda).
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengaku tidak keberatan dengan rencana pemerintah menurunkan biaya dana (
cost of fund) meski peraturan tersebut diyakini akan menurunkan margin bunga bersih (
Net Interest Margin/NIM) perusahaan yang dipimpinnya.
“Kami melihat secara umum NIM akan terjadi kontraksi sedikit mungkin di bawah 5 persen," ujar Tazwin dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama 2015, NIM Maybank tercatat meningkat 4,86 persen dari 4,78 persen. Peningkatan tersebut akibat pendapatan bunga bersih (
Net Interset Income/NII) yang dikumpulkan oleh Maybank didukung oleh pengelolaan likuiditas yang cukup ketat.
Ke depan, Taswin tidak mengkhawatirkan adanya penurunan NII secara drastis apabila nantinya pemerintah menerbitkan kebijakan batasan besaran suku bunga deposito dana pemerintah serta rencana pemberian insentif bagi perbankan yang berhasil melakukan efesiensi dengan NIM tertentu.
“Selama masih ada pertumbuhan ekonomi sih, pertumbuhan kredit masih terjaga dan bank masih bisa menjaga posisi likuiditas yang sehat. Tidak ada kekhawatiran tertentu akan menurunnya NII yang ada di perbankan," jelasnya.
Kelola 2 PersenOptimisme tersebut juga didasarkan pada masih minimnya dana milik pemerintah yang dikelola oleh Maybank selama ini. Taswin mengungkapkan dari Rp7,37 triliun total deposito yang ada di Maybank Indonesia, hanya 2 persen merupakan deposito milik pemerintah Indonesia.
"Tentunya bank tidak semata bertumpu pada NIM, ada kontribusi
fee income dari produk-produk di luar
lending. Namun saran dan aturan pemerintah akan kami ikuti meski dana pemerintah porsinya masih kecil," jelasnya.
Taswin juga mengatakan Maybank akan menurunkan suku bunga umum lainnya seiring dengan penurunan suku bunga BI dan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dalam rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menjadi 6,5 persen dari sebelumnya 7,5 persen. Akibat kebijakan pelonggaran moneter tersebut, Maybank Indonesia berhasil memperoleh tambahan likuiditas sebanyak Rp1 triliun.
"Kami menyambut baik oenurunan suku bunga BI rate, kami akan menyesuaikan
cost of fund kami dengan menurunkan suku bunga deposito dan akan menyesuaikan suku bunga kredit kepada nasabah, namun untuk besarannya masih akan kami kaji," jelasnya.
(gen)