Jakarta, CNN Indonesia -- Masih dangkalnya pasar keuangan di Indonesia dinilai sangat rentan terhadap ancaman krisis. Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan industri keuangan dalam negeri harus diperkuat dengan diversifikasi instrumen investasi keuangan.
"Dulu jarang dengar ancaman krisis, sekarang bisa datang setiap bulan atau minggu hanya berasal dari gosip regulasi yg beredar," kata Bambang dalam seminar Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Jakarta, kemarin.
Pasar keuangan syariah menurutnya menjadi salah satu potensi ekonomi yang patut dikembangkan. Ia menilai pasar keuangan syariah sangat stabil di tengah perkembangan sektor keuangan konvensional saat ini sangat dinamis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, lanjut Bambang, Kementerian Keuangan telah menerbitkan sukuk berdenominasi USD. Minat masyarakat terhadap sukuk pun terlihat semakin meningkat sebagai sarana investasi syariah.
"Salah satu instrumen keuangan dalam Kemenkeu adalah keuangan berbasis syariah. Kita punya sukuk ritel, SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), sukuk berdenominasi dolar Amerika, sukuk dana haji. Saya ingin negara manapun di dunia nanti berpikir, kalau ingin memanfaatkan sukuk ingatnya langsung Indonesia," jelas Bambang.
Dengan begitu, Bambang mengharapkan bahwa industri keuangan syariah dapat menjadi motor perekonomian domestik. Hal ini tentunya juga akan memberikan efek multiplier bagi peningkatan kinerja perbankan syariah hingga nantinya dapat diperhitungkan ke dunia internasional.
Ia ingin lembaga seperti IAEI mampu menjembatani informasi terkait ekonomi syariah dengan dunia akademik dan dunia kerja.
"Kami ingin ekonomi dan keuangan syariah berkontribusi dalam perekonomian nasional. Kami ingin keuangan syariah jadi spirit di mana-mana," katanya.
(gen)