Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) membidik transaksi penjualan senilai US$700 juta dalam gelaran Pameran Furnitur Indonesia atau International Furniture and Craft Fair Indonesia (Iffina) 2016.
Acara yang merupakan kolaborasi antara Asmindo dan PT Traya Eksibisi Internasional ini digelar di Hall B Jakarta Convention Center mulai 10 Maret hingga 13 Maret 2016.
"Tahun lalu, realisasi transaksi penjualan dari pameran ini sekitar US$600 juta," ujar Ketua Umum Asmindo Taufik Gani usai membuka Iffina 2016 di Jakarta Convention Center, Kamis (10/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taufik optimistis bisa mencapai target transaksi penjualan tahun ini. Pasalnya, penyelenggara telah melakukan evaluasi atau penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan mengikuti pameran sehingga produk furnitur yang akan dipamerkan oleh masing-masing peserta berbeda-beda dan memiliki keunikan tersendiri.
Selain itu, lanjutnya, Iffina merupakan salah satu pameran rutin yang menjadi agenda wajib bagi pembeli dan peserta pameran industri mebel lokal maupun internasional karena pameran ini merupakan satu-satunya pameran furnitur di Indonesia yang diakui sebagai rangkaian Pameran ASEAN Furniture Industries Council.
Menurut Taufik, potensi industri mebel sangat besar. Selain mampu menyerap banyak tenaga kerja, industri ini juga bisa menyumbangkan devisa negara.
Produk kreatif Indonesia, lanjut Taufik, mendapatkan apreasiasi yang tinggi di mata internasional seperti di Amerika Serikat, Jepang, Perancis, Inggris dan Belanda. Di lain sisi, pasar mebel di Indonesia masih belum digarap optimal oleh pemain lokal. Melalui pameran ini, Taufik berharap produk furnitur lokal bisa makin dikenal di negeri sendiri.
"Potensi pasar industri mebel di Indonesia sangat besar, namun sayangnya belum dikuasai dan digarap oleh pelaku lokal secara maksimal," ujarnya.
Selanjutnya, Taufik berharap Iffina 2016 bisa semakin meningkatkan dan memperluas potensi perkembangan furnitur baik di Indonesia maupun di negara-negara Asia Pasifik lainnya.
Disebutkan Taufik, tahun lalu nilai ekspor produk furnitur kayu dan rotan lokal mencapai US$2,6 milyar yang terdiri dari sektor mebel senilai US$ 1,8 miliar dari sektor kerajinan senilai US$800 juta. Angka itu naik dari tahun sebelumnya, US$2,2 miliar.
"Dalam lima tahun mendatang Asmindo menargetkan ekspor furnitur bisa berkontribusi sebesar US$5 miliar dolar," ujarnya.
Pameran yang memasuki tahun kesembilannya ini menghadirkan sejumlah produk furnitur bermaterial rotan dan kayu alami dari Indonesia. Tahun ini, Iffina 2016 juga berkolaborasi dengan Mozaik Indonesia untuk menghadirkan rangkaian desain furnitur interior dan arsitektur, dekorasi rumah dan kerajinan, lighting, barang pecah belah, keramik, dekorasi dapur dan home textile.
Dengan mengusung konsep Unleashing High Quality Furniture Indonesia for International Market, Asmindo menargetkan pameran ini akan dikunjungi oleh 3500 buyers dari berbagai negara.
Menteri Perindustrian Saleh Husin di tempat yang sama mengungkapkan, selain untuk memperkenalkan produk lokal di pasar internasional, pameran ini juga diharapkan dapat meningkatkan target ekspor dan produksi. Dengan demikian, industri furnitur dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap perolehan devisa negara dan penyerapan tenaga kerja.
"Disamping itu, image furnitur sebagai green product juga dapat dipopulerkan melalui pameran ini," tutur Saleh.
(ags)