Jakarta, CNN Indonesia -- Lapangan pekerjaan di sektor manufaktur Amerika Serikat sebenarnya meningkat setelah Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara dengan Meksiko dan Kanada diberlakukan pada 1994.
Namun, pihak-pihak yang menentang perdagangan bebas menunjukkan kondisi sebaliknya, di mana sejak tahun 2000 Negeri Paman Sam kehilangan 5 juta lapangan kerja.
Sebelumnya, seperti dikutip dari
CNN Money, kandidat calon Presiden AS dari partai Republik, Donald Trump, mengkritik keras hubungan dagang Amerika dengan Meksiko dan China. Menurutnya, kemitraan dagang dengan kedua negara itu telah membunuh kelas menengah Amerika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelas menengah Amerika yang besar menghilang. Salah satu faktor pendorong kehancuran ekonomi negara ini adalah kebijakan perdagangan Amerika," tulis Trump dalam USA Today.
Namun, pernyataan Trump itu langsung mendapatkan tanggapan miring, antara lain Pendiri sekaligus CEO FedEx, Frederick W. Smith. Smith yang menganggap pernyataan Trump tidak berdasar.
"Sejarah menunjukkan bahwa perdagangan membuat mudah, terjangkau dan cepat ... selalu melahirkan lebih banyak perdagangan, lebih banyak pekerjaan, kemakmuran," tulis Smith dalam Wall Street Journal baru-baru ini.
Trump dan kandidat calon presiden lainnya, Bernie Sanders, sama-sama menyalahkan China yang meremehkan pekerja Amerika dengan menerapkan rezim tenaga kerja murah. Tapi ada faktor besar lain, yakni teknologi. Robot dan mesin juga mengganti pekerja. Perdagangan cenderung mempercepat pergeseran, tetapi banyak ahli mengatakan hal itu tak terelakkan.
"Bicara Trump soal perdagangan adalah gertakan," kata ekonom dari Michigan State University, Charles Ballard .
(ags/gen)