Jakarta, CNN Indonesia -- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan peningkatan kinerja sepanjang 2015 dengan membukukan laba bersih hingga Rp923 miliar, naik 48 persen dari capaian di tahun sebelumnya sebesar Rp624,69 miliar.
Presiden Direktur Saratoga, Michael W.P. Soeryadjaya mengatakan perseroan menerima lebih dari 100 peluang investasi sepanjang 2015. Ia menyatakan, penaikan laba tersebut terutama didorong oleh realisasi dari valuasi investasi sebesar Rp1,1 triliun dari PT Merdeka Copper Gold Tbk, dimana di tahun 2015 telah menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Namun, ia mengaku penurunan harga komoditas dan kondisi perekonomian domestik yang cukup dinamis selama 2015 telah memangkas laba bersih dari entitas yang dicatat dengan metode ekuitas dari Rp764 miliar menjadi Rp477 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Perusahaan juga mengalami kerugian kurs sebesar Rp272 milliar dan peningkatan beban bunga sebesar Rp91 miliar,” katanya di Jakarta, Kamis (31/3).
Michael mengatakan kondisi makro ekonomi mempengaruhi bisnis perusahaan investasi, namun dengan strategi diversifikasi yang tepat, Saratoga mampu mengatasi hambatan dan mengidentifikasi peluang investasi yang menarik.
“Keputusan investasi yang dilakukan selama 2015 telah melalui proses yang detail dan sangat selektif. Kami optimistis investasi tersebut akan semakin memperkuat portofolio Saratoga, menciptakan sinergi dan mampu menjaga bisnis perusahaan tumbuh secara berkelanjutan,” jelas Michael.
Ia menambahkan, dari sekitar 100 proposal penawaran dari berbagi peluang investasi yang masuk, sebanyak 39 diantaranya sampai tahap due dilligence. Perusahaan, lanjutnya, menetapkan 3 investasi baru senilai Rp300 miliar.
Salah satunya, Saratoga mengakuisisi saham PT Agra Energi Indonesia, sebuah Perusahaan yang melakukan tahap awal eksplorasi minyak & gas yang berfokus pada eksplorasi aset dan laut dalam di Indonesia Timur.
Selain itu, melalui akuisisi terhadap saham PT Batu Hitam Perkasa, Saratoga mempunyai kepemilikan di Paiton Energy, salah satu IPP terbesar di Indonesia. Perusahaan ini mengoperasikan dua unit pembangkit listrik: Unit 7/8 dan unit 3 dengan kapasitas total pembangkit 2.035 MW dan merupakan bagian dari Paiton Power Station yang melayani jaringan listrik Jawa-Bali.
“Aktivitas investasi ketiga dilakukan pada Heyokha Investment, sebuah perusahaan investasi yang memungkinkan Saratoga untuk memperluas kemampuan dalam berinvestasi di ekuitas publik dan swasta,” jelasnya.
Untuk mendukung kegiatan investasi, Saratoga menerbitkan Exchangeable Bondsenilai US$100 juta dengan skema PUT 3 (Penawaran Umum Terbatas) tenor 5 tahun dan kurs tetap (
fixed rate) sebesar 3 persen per tahun (dengan
yield to maturity sebesar 3,75 persen).
Direktur Keuangan Saratoga Jerry Ngo menambahkan, sumber pendapatan selama 2015 juga berasal dari pendapatan dividen empat perusahaan investasi yakni Adaro, MPM, TWU, dan NRC sebesar Rp191 miliar.
Michael menambahkan, di tahun 2016 Saratoga akan tetap mencari potensi peluang dan ketat dalam mengelola portofolio investasi. Langkah itu sudah diawali dengan akuisisi 5,63 persen saham PT Mulia Bosco Logistik (MGM Bosco) di awal tahun 2016.
“Transaksi tersebut memberikan peluang yang sangat baik bagi Saratoga dalam membangun platform pertumbuhan sektor
cold chainlogistic yang lebih tinggi,” jelasnya.
Lebih lanjut, di awal tahun ini, Saratoga mendivestasikan investasinya di perusahaan tug boat dan tongkang batubara, PT Pulau Seroja Jaya. Hasil investasi yang diterima sebesar Rp98,6 milliar.
“Investasi Saratoga akan terus menargetkan pada sektor-sektor fundamental yakni Sumber Daya Alam, Infrastruktur dan Consumer Goods and Services,” imbuhnya.
(gir)