Gaprindo Dukung Ahok Izinkan Pameran Mesin Rokok

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 13 Apr 2016 15:15 WIB
Gaprindo menilai pabrikan rokok di Indonesia perlu terus meningkatkan efisiensi dengan menggunakan teknologi terbaru yang berkembang di industri rokok dunia.
Gaprindo menilai pabrikan rokok di Indonesia perlu terus meningkatkan efisiensi dengan menggunakan teknologi terbaru yang berkembang di industri rokok dunia. (Dok. Gudang Garam).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) Muhaimin Moefti mendorong anggotanya untuk dapat mempelajari teknologi permesinan dan pengolahan tembakau terbaru selama pameran World Tobacco Process and Machinery (WTPM) digelar di Jakarta pada 27-28 April mendatang.

Moeftie menilai pabrikan rokok di Indonesia perlu terus meningkatkan efisiensi dengan menggunakan teknologi terbaru yang berkembang di industri rokok dunia. Untuk itu, ia meminta pihak-pihak yang menolak digelarnya pameran di Indonesia untuk lebih bijaksana dalam menyikapi hal tersebut.

“Pameran itu menampilkan mesin-mesin terbaru yang sangat dibutuhkan industri untuk meningkatkan efisiensi. Lagipula, rokok adalah produk legal yang keberadaannya dilindungi oleh hukum, jadi kenapa pameran mesinnya ditolak,” kata Moeftie, Rabu (13/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menilai, keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menolak permintaan aktivis antirokok dan mahasiswa pada pekan lalu agar pameran mesin pengolahan tembakau dibatalkan sudah objektif.

"Ahok sudah menunjukan sikap objektifnya terhadap kepentingan perlindungan kesehatan masyarakat dan kelangsungan industri tembakau nasional. Saya berharap sikap objektif yang sama juga akan terefleksikan dalam perumusan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kawasan Tanpa Rokok," ujarnya.

Sependapat dengan Moeftie, Ketua Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK) Zulvan Kurniawan berpendapat keputusan Ahok telah mengedepankan prinsip keadilan bagi pelaku dan pekerja industri rokok.

“Ini hanya pameran mesin dan tak ada hubungannya dengan apa pun. Justru yang harus diatur dan dibatasi itu perokok yang masih merokok di dalam ruangan tertutup. Pemprov DKI Jakarta sudah tegas mengenai ini,” katanya.

Pengamat Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng menilai berbagai kelompok kepentingan di Indonesia tidak hentinya berupaya mempengaruhi kebijakan pemerintah terkait dengan industri rokok dan tembakau di Indonesia.

Ia menilai, dengan bantuan dari lembaga-lembaga internasional keberadaan industri tembakau nasional yang merupakan sumber mata pencaharian bagi lebih dari 6 juta masyarakat Indonesia terus dipojokkan. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER