Jakarta, CNN Indonesia --
PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk berencana menggenjot pendapatan non bunga atau
fee based income yang umumnya berasal dari pendapatan provisi, komisi yang
diterima bank dari pemasaran produk maupun transaksi jasa perbankan yang dibebankan kepada nasabah.
Pasalnya, tahun ini bank pelat merah tersebut menargetkan pertumbuhan fee based income pada angka 30 persen.
Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto menjelaskan, pertumbuhan
fee based income diandalkan guna mengompensasi penyusutan simpanan deposito, akibat menurunnya suku bunga deposito.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasti akan kita genjot di fee based sementara volume kredit dan ekspansi kredit juga akan kita genjot terus," kata Suprajarto, di Menara BNI Jakarta, Selasa (19/4).
Suprajarto mengungkapkan, f
ee based income menjadi alternatif yang dilakukan BNI guna menjaga perolehan laba hingga akhir tahun.
Sebab, di sepanjang
kuartal I 2016 perseroan berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 2,97 triliun, tumbuh 5,5 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"NIM akan turun kalau kita
nggak genjot di
fee based-nya. Dan pasti akan kedodoran kita nanti di laba akhir tahun, makanya
e-banking,
e-channel kita naikkan," jelasnya.
Meski akan mendongkrak
fee based income, Suprajarto masih enggan membeberkan komponen mana yang akan dinaikan.
Meski begitu, ia tak menampik bahwa kebijakan ini akan membebani nasabah, seperti menaikkan tarif transaksi.
"Itu terlalu sensitif, sedang kita kaji," katanya.
Seperti diketahui, pada kuartal I 2016 BNI berhasil mendongkrak Pendapatan Bunga Bersih (NII) BNI ke angka Rp6,91 triliun, naik 13,3 persen dari Rp 6,09 triliun pada Kuartal yang sama 2015.
Tak ayal dengan, penaikan tersebut turut menunjukkan peningkatan kualitas pada kinerja perkreditan BNI dan tetap menjaga net interest margin (NIM) dilevel 6,1 persen.
Selain pendapatan, BNI juga mencatatkan kinerja yang positif dengan membukukan pendapatan non-bunga, meningkat 16,4 persen pada kuartal I 2016.
Di mana capaian ini didukung oleh kenaikan fee based income dari trade finance, pengelolaan rekening, bisnis kartu, transaksi ATM, dan sumber pendapatan non-bunga lainnya.
(dim)