Jakarta, CNN Indonesia -- PT Semen Indonesia Tbk dan PT Pertamina (Persero) menandatangani nota kesepahaman (
Memorandum of Understanding/MoU) tentang Pengembangan Potensi Kerja Sama Bisnis Minyak dan Gas di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kerjasama tersebut diharapkan mampu menghasilkan penghematan sampai Rp1 triliun bagi kedua perusahaan.
Direktur Utama Semen Indonesia Suparni mengungkapkan selain merupakan bentuk nyata sinergi dua perusahaan, kerja sama ini akan mendukung rencana strategis dan operasional perusahaan.
Industri semen, menurutnya merupakan industri padat energi baik dalam operasional pabrik maupun transportasi. Melalui MoU ini, kedua perusahaan akan melaksanakan sinergi berupa pengembangan, penyediaan, dan pendistribusian produk serta jasa Pertamina kepada Semen Indonesia; penggunaan produk-produk Semen Indonesia oleh Pertamina; dan pemanfaatan aset Semen Indonesia dan Pertamina di wilayah kedua perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Nanti akan ditingkatkan kerjasama bidang energi dengan Pertamina. Apakah dalam hal penyediaan bahan bakar, pelumas, dan juga energi yang barangkali untuk pembangkit di pabrik baru,” ujar Suparni dalam acara penandatanganan MoU di Jakarta, Kamis (22/4).
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menyambut positif penandatanganan MoU. Dwi menyebutkan bentuk konkrit kerjasama di masa mendatang antara kedua perusahaan diantaranya konversi bahan bakar solar ke gas untuk sektor trasportasi Semen Indonesia, pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi berkapasitas 50 Megawatt (MW) untuk pabrik Semen Indonesia di Aceh, hingga perbaikan aspek lingkungan.
“Selama ini kan mayoritas energi industri semen kan batubara, batubara kalau dari aspek lingkungan kan kurang bagus. Ini kami mau lihat, nanti pada saatnya akan ada konversi,” ujarnya.
Dwi memperkirakan melalui sinergi ini Semen Indonesia bisa melakukan efisiensi bahan bakar senilai lebih dari Rp1 triliun. Hal itu, menurut Dwi, bisa meningkatkan daya saing Semen Indonesia dalam menghadapi kompetitor terutama perusahaan semen asing yang masuk ke Indonesia.
“Kira-kira 55 persen
cost industri semen itu adalah untuk energi. Kalau total cost setahunnya Rp20 -30 triliun berarti kira-kira Rp10 triliun lebih adalah untuk energi. Kalau kami bisa efisiensi sepuluh persen saja dengan sinergi ini, Semen Indonesia akan bisa mendapatkan manfaat lebih dari satu triliun rupiah,” ujarnya.
(gen)