Industri Semen Menggeliat, Penjualan Listrik PLN Melonjak

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 18 Feb 2016 13:15 WIB
Penjualan listrik PLN pada industri semen sangat signifikan, mengingat 35 persen penjualan listrik pelanggan golongan i4 berasal dari jenis industri ini.
Penjualan listrik PLN pada industri semen sangat signifikan, mengingat 35 persen penjualan listrik pelanggan golongan i4 berasal dari jenis industri ini. (Dok. Holcim)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) mencatatkan peningkatan penjualan listrik sepanjang Januari sebesar 7,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan listrik pada bulan lalu tercatat 17,57 Tera Watt Hour (TWh) dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 16,34 TWh.

Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marboen mengatakan peningkatan ini disebabkan oleh kontribusi yang besar di industri skala besar (golongan i4), di mana pertumbuhannya mencapai 6,21 persen pada Januari secara year-on-year (yoy). Hal ini, ujarnya, mencerminkan adanya perbaikan ekonomi yang mulai terlihat sejak pertengahan tahun lalu.

“Industri skala besar terlihat pulih sejak pertengahan tahun lalu. Setelah kami telusuri, ternyata penggunaan listrik pada industri semen ikut meningkat seiring pertumbuhan ekonomi," ujar Benny di Jakarta, Kamis (18/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, penjualan listrik pada industri semen sangat signifikan mengingat 35 persen penjualan golongan i4 berasal dari jenis industri ini. Sedangkan, golongan industri sendiri berkontribusi sebesar 31,5 persen terhadap penjualan listrik di Januari 2016.

Setelah berbicara dengan pelaku industri semen, Benny menyimpulkan bahwa penyerapan belanja pemerintah di akhir tahun menyebabkan permintaan semen meningkat dari pertengahan 2015 hingga bulan lalu. Hal itu sesuai dengan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang menyatakan pertumbuhan konsumsi semen sebesar 4,4 persen di Januari lalu secara yoy.

"Memang sebagian industri sudah mulai pulih, namun juga ada beberapa industri yang tidak demikian. Industri baja, contohnya, itu memang belum pulih namun proporsinya terhadap keseluruhan penjualan listrik golongan i4 sebesar 35 persen," terang Benny.

Faktor Penurunan Tarif

Selain perbaikan permintaan hasil industri, PLN juga mengklaim penurunan tarif industri golongan i4 sebagai penyebab meningkatnya konsumsi tersebut. Pada bulan lalu, PLN melakukan penyesuaian tarif bagi 12 golongan yang tidak disubsidi pemerintah dengan rata-rata penurunan sebesar Rp100 rupiah per Kilo Watt Hour (KWh).

Sesuai pasal 5 Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 31 tahun 2014 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PLN, ketiga hal yang memengaruhi penyesuaian tarif adalah inflasi, harga minyak mentah (Indonesian Crude Price/ICP), dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Benny mengatakan, variabel penurunan harga minyak membuat tarif listrik non subsidi terus menurun.

"Harga minyak bumi yang menurun ternyata menimbulkan pertumbuhan konsumsi listrik," terangnya.

Dari hasil penjualan listrik sebesar 17,57 TWh, PLN mencatatkan pendapatan sebesar Rp17,6 triliun pada bulan lalu. Pendapatan ini meningkat 4,76 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dengan angka Rp16,8 triliun.

Kontribusi penjualan listrik Januari 2016 tercatat masih berasal dari rumah tangga dengan besaran 43,9 persen yang kemudian disusul oleh industri (31,5 persen), dan bisnis besar (17,7 persen). (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER