Bangun Infrastruktur Kilang Kasim, Pertamina Butuh Rp222 M

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 02 Mei 2016 08:48 WIB
Pertamina berencana mengembangkan dermaga dan membangun tangki timbun untuk menampung kebutuhan minyak mentah kilang Kasim agar tidak defisit.
Pertamina berencana mengembangkan dermaga dan membangun tangki timbun untuk menampung kebutuhan minyak mentah kilang Kasim agar tidak defisit. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Sorong, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengaku tidak mudah bagi perusahaannya mencari pemasok minyak mentah untuk mengoptimalkan produksi kilang atau refinery unit (RU) VII Kasim di Kabupaten Sorong, Papua. Tingginya biaya angkut ke Papua membuat upaya mencari pemasok minyak kilang Kasim menjadi tantangan tersendiri untuk dipecahkan Pertamina.

Dwi menyebut Pertamina akan berupaya mendatangkan minyak dari luar Papua dengan mencari biaya suplai yang lebih efisien. Sebelumnya, Pertamina telah mencoba memasok minyak mentah untuk kilang Kasim dari Lapangan Mudi di Blok Tuban yang dioperatori Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ), namun masih juga tidak efisien.

“Kemampuan suplainya dari sana kecil sekali, sekitar 30 ribu barel. Apalagi kapalnya shift to shift, sehingga kalau didatangkan langsung lalu diolah, itu menjadi tidak efisien. Kalau mau lebih efisien, kami harus bangun storage dulu di darat," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk itu mengatakan, setidaknya dibutuhkan Rp222 miliar untuk membangun infrastruktur tambahan di sekitar kilang Kasim demi menjaga pasokan minyak mentah tidak defisit.

"Karena kami butuh dermaga, lalu storage untuk menampung pada saat crude datang. Kapasitasnya harus sesuai dengan kapasitas kapal yang menjemputnya. Lalu juga butuh tangki untuk menampung bahan baku dan fasilitas untuk unloading arm," jelasnya.

Sebelumnya Pertamina berencana membuka tender pasokan minyak mentah tambahan sebagai bahan baku produksi BBM di kilang Kasim. Tambahan pasokan dibutuhkan akibat minyak Petrochina International Ltd dari blok Kepala Burung terus turun. Pada awalnya Petrochina mampu memasok 9 ribu barel per hari (bph). Namun saat ini pasokan hanya tinggal lima ribu bph. Hal itu, tambahnya, berdampak pada penurunan kapasitas terpasang kilang.

Menurut Dwi, kilang Kasim kini hanya bisa memproduksi BBM 7 ribu bph, padahal kapasitas maksimal bisa mencapai 10 ribu bph. Akibatnya pasokan BBM dari kilang Kasim hanya bisa memenuhi 12 persen pasokan kebutuhan Papua. Padahal, seharusnya kilang ini bisa mencukupi 30 persen kebutuhan BBM Papua.

Sebagai informasi, kapasitas terpasang seluruh kilang Pertamina saat ini berjumlah 853 ribu barrel per hari, atau 81,78 persen dari kapasitas total sebesar 1,043 juta barrel per hari. Padahal, kebutuhan minyak Indonesia tercatat sebesar 1,57 juta barrel per hari, sehingga BBM produksi dalam negeri baru memenuhi 54,05 persen dati kebutuhan. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER