Jakarta, CNN Indonesia -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menyatakan pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah, telah mencapai 90,64 persen dan ditargetkan mampu beroperasi pada akhir tahun 2016.
Direktur Utama Semen Indonesia Rizkan Chandra mengatakan, perusahaan sedang menyelesaikan pembangunan dua pabrik semen terintegrasi di Rembang, Jawa Tengah dan Indarung VI, Padang, Sumatera Barat dengan kapasitas masing-masing 3 juta ton per tahun.
“Per 30 April 2016, perkembangan Proyek Pabrik Semen Indarung VI telah mencapai 89,32 persen dan Proyek Pabrik Semen Rembang telah mencapai 90,64 persen,” jelasnya di Jakarta, Jumat (13/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rizkan menambahkan, kedua proyek tersebut ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2016. Dengan selesainya kedua pabrik baru tersebut, maka kapasitas perseroan akan meningkat menjadi 37,8 juta ton.
Semen Indonesia juga telah memulai pembangunan Pabrik Semen di Aceh, melalui PT Semen Indonesia Aceh, yang merupakan Perusahaan Patungan (Joint Venture Company) antara Semen Indonesia dan PT Samana Citra Agung.
Proyek pembangunan pabrik Semen Indonesia Aceh direncanakan memiliki kapasitas 3 juta ton semen per tahun yang berkedudukan di Kecamatan Batee dan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.
Selain melaksanakan proyek pembangunan pabrik baru, Perseroan kini juga sedang menyelesaikan pembangunan proyek Waste Heat Recovery Power Generator (WHRPG) di pabrik Tuban dengan kapasitas 30,6 MW.
“Pembangunan pembangkit listrik tenaga gas buang ini telah mencapai 70 persen, dan diharapkan mulai operasi pada akhir 2016. Dengan selesainya pembangunan WHRPG, Perseroan bisa menghemat biaya operasional listrik sebesar Rp120 miliar per tahun,” kata Rizkan.
Dari sisi kinerja keuangan, pada triwulan I 2016, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,03 triliun, turun sekitar 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,19 triliun.
Pelemahan itu disebabkan perusahaan mencetak penurunan pendapatan sekitar 5 persen menjadi sebesar Rp6,02 triliun pada tiga bulan pertama 2016, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,34 triliun.
“Penurunan pendapatan tersebut terutama disebabkan oleh turunnya total volume penjualan menjadi 6,56 juta ton, atau turun 0,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,61 juta ton serta tekanan harga jual sebagai akibat dari naiknya tingkat persaingan di pasar domestik,” kata Rizkan.
Di sisi lain, melalui berbagai upaya efisiensi, Semen Indonesia berhasil menurunkan beban pokok penjualan sebesar 5 persen menjadi Rp3,60 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,78 triliun.
(gir)