Iran Enggan Bekukan Produksi, Harga Minyak Berpotensi Anjlok

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Senin, 23 Mei 2016 06:38 WIB
Iran justru menargetkan kenaikkan produksi minyak, dari saat ini 2 juta barel per hari (bph) menjadi 2,2 juta bph pada pertengahan musim panas mendatang.
Kilang minyak Iran. Iran menargetkan peningkatan produksi minyak, dari saat ini 2 juta barel per hari (bph) menjadi 2,2 juta bph pada pertengahan musim panas mendatang. (Three Lions/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia berpotensi anjlok menyusul pernyataan tegas Iran yang tidak memiliki rencana untuk membekukan produksi dan ekspor emas hitam.

Iran justru menargetkan kenaikkan produksi minyak, dari saat ini 2 juta barel per hari (bph) menjadi 2,2 juta bph pada pertengahan musim panas mendatang.

Reuters melansir, Wakil Menteri Perminyakan Rokneddin Javadi pada Senin (23/5) menyatakan Iran justru sedang mencoba untuk meningkatkan produksi dan ekspor minyak mentah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam keadaan sekarang, pemerintah dan Kementerian Minyak (Iran) belum mengeluarkan kebijakan atau rencana untuk menghentikan peningkatan produksi dan ekspor minyak Perusahaan Minyak Nasional Iran (NIOC)," tegas Javadi kepada kantor berita Iran Mehr.

"Saat ini, ekspor minyak mentah Iran, termasuk kondensat gas, telah mencapai 2 juta barel per hari (bph), " kata Javadi. " Kapasitas ekspor minyak mentah Iran akan mencapai 2,2 juta barel pada pertengahan musim panas."

Dijadwalkan negara-negara pengekspor minyak OPEC, termasuk Iran, akan bertemu pada 2 Juni 2016. Pertemuan itu digelar dalam rangka mencapai kesepakatan antara OPEC dan produsen minyak non-OPEC dalam menopang harga minyak mentah dengan membekukan produksi.

Sebelumnya, ekspor minyak Iran anjlok parah akibat sanksi-sanksi embargo negara-negara Barat. Sanksi embargo tersebut yang memperkuat tekad Iran untuk mengembalikan kejayaan ekspor minyaknya sehingga menutup ruang kompromi dengan Arab Saudi soal pembekuan produksi. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER