BEI Sebut Penambahan Fraksi Harga Dongkrak Transaksi Saham

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Senin, 23 Mei 2016 15:03 WIB
Rata-rata frekuensi transaksi saham harian pada Jumat (20/5) mencapai 242.362 kali, naik 9,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun tahun lalu.
Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengklaim aturan baru fraksi harga saham efektif meningkatkan rata-rata frekuensi transaksi perdagangan saham harian. (CNN Indonesia/Giras Pasopati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengklaim aturan baru fraksi harga saham efektif meningkatkan rata-rata frekuensi transaksi perdagangan saham harian.
 
Data terakhir BEI hingga Jumat (20/5) menunjukkan, rata-rata frekuensi transaksi saham harian mencapai 242.362 kali. Angka tersebut naik 9,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun tahun lalu, yang sebanyak 221.593 kali.

"Pada dasarnya kalau dilihat dari frekuensi saham sudah naik sekitar 5 persen lebih," ujar Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Jakarta, Senin (23/5).

Dia pun mengaitkan kenaikan frekuensi perdagangan tersebut dengan keputusan BEI memberlakukan lima satuan fraksi harga saham dari sebelumnya hanya tiga satuan fraksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi, dalam Surat Keputusan Direksi BEI Nomor Kep-00023/BEI/04-2016 merinci, kelompok pertama merupakan harga saham di bawah Rp200 yang fraksi harganya ditetapkan sebesar Rp1. Kelompok kedua, harga saham Rp 200-Rp500 yang memiliki fraksi harga Rp2. Kelompok ketiga, harga saham Rp500-Rp2.000 memiliki fraksi harga Rp5. Selanjutnya kelompok keempat, engan harga saham Rp2 ribu-Rp5 ribu memiliki fraksi harga Rp10. Terakhir kelompok kelima, harga saham di atas Rp5 ribu memiliki fraksi harga Rp25.

Tito mengatakan BEI perlu melakukan penyesuaian atas fraksi harga guna meningkatkan likuiditas dan kapitalisasi pasar, serta untuk meningkatkan daya saing bursa. Fraksi harga merupakan komponen struktur mikro pasar yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan likuiditas saham.

Dengan aturan baru tersebut, Tito menargetkan rata-rata frekuensi transaksi harian mencapai 250 ribu. Saat ini, rata-rata frekuensi transaksi harian baru mencapai 235 ribu sampai 240 ribu.

"Dulu frekuensinya itu di bawah 10 ribu, naik 50 ribu, tahun kemarin sekitar 220 ribu. Kami ingin rata-rata transaksi frekuensi per hari di tahun ini 250 ribu lah," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan mengatakan pelaku pasar akan lebih bergairah dalam melakukan transaksi perdagangan saham dengan diperbanyaknya fraksi harga saham. Ia menilai, jika pelaku pasar sudah menyesuaikan diri dengan hal ini, maka diharapkan likuiditas akan meningkat dan IHSG bakal terdongkrak.

“Likuiditas akan semakin bagus. Maka harapan kami harganya juga semakin menarik. Ketika bertambah jumlah omset dari transaksi harian bisa membuat pergerakan semakin aktif. Saya yakin indeks bisa mencapai level 5.000 kembali,” kata Haryajid. (ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER