Permintaan Kemasan Produk Global Tembus US$1 Triliun di 2020

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Senin, 20 Jun 2016 12:54 WIB
Untuk bisa meraup potensi penjualan produk kemasan yang besar, pabrikan percetakan dan kemasan harus bisa mengikuti kecepatan perubahan permintaan konsumen.
Untuk bisa meraup potensi penjualan produk kemasan yang besar, pabrikan percetakan dan kemasan harus bisa mengikuti kecepatan perubahan permintaan konsumen. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga).
Jakarta, CNN Indonesia -- Industri kemasan diperkirakan bakal terus mengalami pertumbuhan permintaan dari perusahaan makanan, minuman, dan manufaktur dunia di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi dunia. Pada 2020 mendatang, permintaan kemasan diperkirakan bisa mencapai US$1 triliun yang diperebutkan oleh perusahaan-perusahaan kemasan di dunia.

Angka tersebut muncul dari paparan para panelis seminar yang mengisi kegiatan pada Drupa 2016, pameran industri percetakan dan kemasan yang digelar di Dusseldorf, Jerman pekan lalu.

Liz Wilks, Direktur Asia Pulp & Paper (APP) Eropa yang turut serta dalam pameran itu menjelaskan, untuk dapat menikmati potensi penjualan yang besar tersebut maka kemampuan pabrikan percetakan dan kemasan harus bisa mengikuti kecepatan perubahan permintaan konsumen. Baik itu produk kemasan pesanan khusus yang bersifat personal dan dicetak secara digital, atau permintaan untuk produk mewah dengan menggunakan bahan-bahan yang berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pertumbuhan permintaan produk dari bahan kertas dipengaruhi oleh sejumlah faktor, mulai dari tampilan, hingga kesesuaian untuk berbagai teknik cetak, serta tetap memperhatikan faktor keberlanjutannya,” kata Wilks dalam keterangan resmi, dikutip Senin (20/6).

Wilks menilai, sangat wajar jika industri kemasan akan terus tumbuh mengingat jumlah konsumennya di dunia ada sebanyak 9 miliar orang.

“Pada 2050 akan lebih banyak orang yang hidup di perkotaan. Hal ini akan menyebabkan permintaan lebih banyak untuk jasa makanan dan juga kemasan makanan untuk dibungkus,” jelasnya.

Pertumbuhan permintaan akan produk kemasan terbesar diperkirakan bakal datang dari Asia Pasifik, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan sebesar 6-9 persen per tahun, seiring dengan pertumbuhan generasi konsumen baru yang mulai menginginkan produk-produk kemasan yang mewah. Sementara pasar yang mapan di Eropa Barat dan Amerika Utara juga akan meningkat, meski hanya sebesar 3 persen per tahun, sebagian besar dipengaruhi oleh sektor produk kemasan pesanan khusus yang dipersonalisasi seperti pasar minuman beralkohol.

APP sendiri merupakan satu-satunya perusahaan asal Indonesia yang terlibat di pameran Drupa mulai 31 Mei sampai 10 Juni 2016 lalu.

“Sebagai perusahaan Indonesia berkelas dunia, APP sangat bangga bisa ambil bagian dalam salah satu eksibisi terbesar di dunia ini.” Ungkap Djohan Gunawan, Chief Commercial Officer APP.

Djohan mengungkapkan, bahwa saat pameran Drupa kemarin, salah satu produk utama APP yang dipamerkan adalah Foopak.

“Foopak merupakan produk kemasan makanan kami yang semakin populer di kalangan kelas menengah yang dan menjadi standar bagaimana makanan yang sehat itu seharusnya dikemas. Dengan Foopak, kami berupaya menciptakan wadah makanan yang bersumber dari bahan berkelanjutan, mudah didaur ulang dan memiliki standar biodegradable,” tambah Djohan.

Produk kertas dari APP, diproduksi secara berkelanjutan dan memperhatikan standar keramahan lingkungan yang sesuai dengan komitmen dalam Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy) yang diluncurkan sejak Februari 2013 silam.

Melalui komitmen ini, APP mengimplementasikan kesepakatan Voluntary Partnership Agreement (VPA) yaitu sebuah kesepakatan kerjasama yang ditetapkan oleh European Union Timber Regulation (EUTR) melalui rencana aksi Forest Law Enforcement Government & Trade (FLEGT).

VPA juga merupakan bentuk dukungan APP atas upaya pemerintah untuk memperluas produk Indonesia di Eropa dan menentang pembalakan liar di hutan hujan tropis Indonesia. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER