Bangun Pembangkit di Kuala Tanjung, Pelindo I Butuh Rp4 T

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 22 Jun 2016 14:51 WIB
Kapasitas pembangkit listrik yang akan dibangun Pelindo I antara 2x500 MW sampai 2x600 MW dengan menggandeng Pertamina atau PGN sebagai pemasok gas.
Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I). (Dok. Kementerian BUMN).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo) berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) yang ditaksir memakan dana hingga Rp4 triliun, guna memenuhi pasokan listrik pelabuhan dan kawasan industri di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan PLTG tersebut bakal memiliki kapasitas antara 2x500 Megawatt (MW) hingga 2x600 MW. Sayangnya, ia belum mengetahui kapan PLTG bisa mulai dibangun karena masih dilakukan feasibility study.

“Sekarang kan sedang dibuat feasibility study. Kebutuhannya saya rasa bisa Rp3 triliun sampai Rp4 triliun,” jelasnya, Rabu (22/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Bambang mengatakan perseroan berencana membentuk konsorsium perusahaan swasta untuk membangun pembangkit tersebut (independent power producer/IPP).

“Kemungkinan akan kami bangun bersama konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan investor,” ungkapnya

Bambang menjelaskan, konsorsium BUMN itu terdiri dari Pelindo I, kemudian salah satu BUMN Karya sebagai pelaksana Engineering, Procurement, and Construction (EPC) serta BUMN bidang energi, seperti PT Pertamina (Persero) atau PT Perusahaan Gas Negara Tbk untuk mendapatkan kepastian pasokan gas.

“Kami sudah ada nota kesepahaman dengan mereka. Tapi kami tidak bisa disclose dulu karena masih dalam proses study,” kata Bambang.

Ia mengungkapkan, saat ini sudah ada investor asing yang juga tertarik memasok kebutuhan gas untuk PLTG dan pelaku industri yang beroperasi di kawasan Kuala Tanjung.

“Investor asing ada beberapa yang ingin masuk, salah satunya dari Timur Tengah dan Rusia. Mereka ingin bawa gas masuk. Makanya di Kuala Tanjung nantinya ada klaster untuk energi, seperti minyak dan gas,” jelasnya.

Sementara itu, pembangunan pelabuhan Kuala ​Tanjung ​saat ini sudah mencapai 50 persen. Nantinya, lanjut Bambang, pelabuhan tersebut akan terkoneksi dengan kawasan industri yang akan dibangun.

“Untuk kawasan industri, pada semester II 2017 mungkin sebagian sudah mulai beroperasi,” katanya. (gen)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER