Paruh Pertama, Industri Properti Masih Kurang Darah

ANTARA | CNN Indonesia
Kamis, 23 Jun 2016 14:28 WIB
Cushman & Wakefield menilai, kelesuan industri properti menerpa bidang properti perkantoran, pusat perbelanjaan, kondominium dan apartemen.
Ilustrasi pembangunan proyek properti. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Cushman & Wakefield, konsultan properti memprediksi, permintaan pasar terhadap properti di Indonesia masih lesu pada paruh pertama tahun ini. Hal ini dipicu oleh beragam kondisi perekonomian, terutama tingkat global.

"Semester I 2016 ini properti masih lesu walau pada tahun ini telah banyak usaha pemerintah dalam mendorong investasi di infrastruktur," tutur Arief Rahardjo, Direktur Riset Cushman & Wakefield Indonesia, dalam paparan kajian properti kuartal II 2016, Kamis (23/6).

Menurut Arief, kelesuan itu hampir menerpa beragam aspek dalam bidang properti, seperti perkantoran baik di CBD (sentrabisnis) maupun di luarnya, termasuk juga di pusat perbelanjaan di kawasan Jabodetabek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu juga dengan tingkat penjualan kondominium dan apartemen sewa yang melambat menyusul berkurangnya aktivitas bisnis di sektor migas, seperti pertambangan, akibat dampak global.

"Beberapa perusahaan migas dan pertambangan yang berkurang juga mengurangi jumlah ekspatriat yang ada. Sehingga, mengurangi jumlah sewa (untuk kondominium atau apartemen sewa)," kata Arief.

Dia berpendapat, sesuai dengan kajian Bank Dunia, pertumbuhan di Indonesia akan kembali bergairah dengan bergantung kepada tingkat konsumsi serta realisasi belanja pemerintah untuk beragam pembangunan infrastruktur secara nasional.

Sebelumnya, Indonesia Property Watch (IPW) menginginkan pelaku sektor properti mewaspadai siklus musiman yang diperkirakan bakal memengaruhi lesunya tingkat penjualan pasar perumahan secara nasional.

"Siklus musiman berupa perayaan Lebaran, Natal, dan Tahun Baru juga untuk urusan tahun ajaran baru akan memberikan dampak pada proses pengambilan keputusan pembelian rumah," ujar Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif IPW.

Dia menilai, pada bulan Ramadan yang akan berlangsung sepanjang Juni 2016 yang akan disusul oleh Lebaran akan berdampak pada menurunnya minat masyarakat untuk berkonsentrasi membeli rumah. Paling tidak, keputusan pembelian baru dilakukan setelah Lebaran, bahkan beberapa bulan setelah Lebaran.

Selain itu, dia menambahkan, dampak tahun ajaran baru yang dimulai pada periode Juni-Juli akan memberikan tekanan pengeluaran pada masyarakat menengah-bawah untuk lebih mengutamakan biaya sekolah anak-anak mereka dibandingkan untuk membeli rumah. (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER