Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan sejak awal tahun BI
rate telah dipangkas sebanyak 100 basis poin (bps). Namun hingga saat ini suku bunga kredit tercatat baru turun sebesar 45 bps.
"Pengalaman dulu-dulu dengan penurunan BI
rate sebanyak itu, penurunan bunga kredit bisa sampai 100 persen. Biasanya dalam akhir tahun baru akan mendekati penurunan BI
rate," jelas Juda, Kamis (21/7).
Oleh karena itu, BI memproyeksi penurunan suku bunga kredit masih akan terus terjadi di semester II. Juda mengakui akselerasi penurunan suku bunga kredit, baik untuk kredit baru maupun lama, tidak akan bisa mengikuti besaran penurunan BI
rate.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya dalam membentuk bunga, perbankan selalu memperhitungkan komponen pembentuk suku bunga kredit yakni harga pokok dana, biaya operasional (
overhead), dan marjin keuntungan (
profit margin).
"Tidak bisa secepat itu, karena perbankan sudah punya komitmen dengan kredit-kredit yang lama dan berapa dia harus bayar dana. Itu semua harus disesuaikan. Ini namanya
weighted average," jelasnya.
Kendati demikian ia optimistis penurunan bunga kredit bisa mencapai 100 bps hingga akhir tahun. Pasalnya suku bunga deposito juga akan terus turun. Sejak Januari, bunga deposito telah mengalami penurunan sebanyak 80 persen.
BI memandang sistem keuangan juga cukup stabil. Hingga Mei 2016 rasio kecukupan modal (CAR) tercatat mencapai 22,2 persen sementara rasio kredit bermasalah (NPL) gross tercatat mencapai 3,1 persen gross dan NPL
nett mencapai 1,5 persen.
(gen)