Jakarta, CNN Indonesia -- PT Kereta Api Indonesia mengangkut 5,48 juta penumpang pada masa angkutan Lebaran 2016 atau meningkat 7,3 persen dari jumlah penumpang yang diangkut selama masa angkut Lebaran 2015, yang sebanyak 5,10 juta penumpang.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan, angka tersebut melampaui program yang telah ditetapkan oleh KAI sebelumnya sebesar 5,5 persen.
"Secara umum, pelaksanaan angkutan Lebaran tahun ini berjalan dengan aman dan lancar dan tercapai
zero accident," katanya dalam konferensi pers di Stasiun Pasar Senen, Jumat (22/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan jumlah penumpang terangkut, kata Edi, berkat ditambahnya jumlah perjalanan kereta api menjadi 372 perjalanan (334 reguler dan 38 tambahan) dibandingkan dengan tahun lalu 370 perjalanan (340 reguler dan 30 tambahan).
Menurutnya, hal ini turut meningkatkan ketersediaan kursi, dari 214.048 kursi per hari pada Lebaran 2015 menjadi 223.462 kursi per hari pada Lebaran 2016 Sementara untuk volume angkutan motor juga naik, dari 5.436 unit menjadi 11.629 unit. Sedangkan jumlah sarana yang disiagakan ditingkatkan, dari 1.638 unit kereta menjadi 1.694 unit kereta.
"Jadi, kalau boleh dikatakan, lebih dari dua kali motor diangkut dari 2015," katanya.
Dia mengatakan, KAI selama masa angkut Lebaran 2016 juga mengoperasikan perjalanan kereta tambahan di luar rencana operasi, yaitu KA Kutojaya Ekstra Lebaran (Kutojaya-Pasar Senen PP) dan KA Argo Parahyangan (Bandung-Jakarta PP).
Edi menuturkan rangkaian Kutojaya Ekstra Lebaran menggunakan kereta baru yang dipesan oleh PT KAI dengan kapasitas 80 kursi per kereta, sehingga total kapasitas angkuta adalah 100 penumpang per perjalanan.
Selain itu, lanjutnya, KAI pada tahun ini juga mengimplementasikan penerapan sistem
check in mandiri di beberapa stasiun di Jawa.
"Dengan sistem ini penumpang diharuskan untuk mengetikkan kode
booking atau memindai
barcode yang tertera pada bukti pembelian tiket," katanya.
Dia menambahkan tahun ini juga pihaknya berfokus pada renovasi dan kebersihan toilet di seluruh stasiun serta memperbaiki pelayanan informasi kepada penumpang dengan dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Edi juga meminta maaf atas terjadinya keterlambatan keberangkatan dan kedatangan pada beberapa KA akibat bencana alam dan gangguan lainnya, seperti yang terjadi pada lintasan Bangil-Pasuruan.
"Instruksi saya, kalau ada risiko keamanan tidak boleh diteruskan karena sangat bahaya," katanya.
(ags)