Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut melobi langsung sejumlah menteri jelang perombakan kedua Kabinet Kerja. Salah satunya yang diminta secara langsung untuk membantu pekerjaannya di pemerintahan ialah Sri Mulyani Indrawati.
Sri Mulyani ditunjuk menjadi Menteri Keuangan, menggantikan Bambang P.S. Brodjonegoro yang digeser menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas.
"Beberapa nama secara langsung oleh presiden, misalnya Ibu Sri. Tentunya diminta kesediaan karena masih menjadi Managing Director di World Bank," kata Pramono, Rabu (27/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi disebutnya berkomunikasi langsung dengan petinggi Bank Dunia, untuk meminta persetujuan menarik kembali Sri Mulyani ke pemerintahan.
Sektor fiskal bukan bidang baru bagi perempuan kelahiran Lampung, 54 tahun silam. Dia pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan di era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2005 lalu.
Selain Sri Mulyani, Jokowi juga turun tangan dalam melobi Archandra Tahar yang dipercaya menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggantikan Sudirman Said. Hal itu dikarenakan Archandra sudah lama tak tinggal di Indonesia.
Pramono menyebutkan, Archandra merupakan lulusan ITB yang melanjutkan pendidikan S2 hingga S3 dan menetap di Houston, Amerika Serikat. Ia dinilai Jokowi memiliki kecakapan di sektor minyak dan gas bumi.
"Seorang profesional dan ketika diminta presiden pulang ke Jakarta untuk Kabinet Kerja dan Alhamdulillah bersedia," kata dia.
Pemilihan menteri untuk perombakan kedua Kabinet Kerja dilakukan lebih sebulan lalu. Pramono mengatakan, Jokowi menempuh proses lama sebelum me-reshuffle Kabinet Kerja siang ini.
"Proses lumayan panjang, sudah dimulai sebelum puasa. Tapi dengan berbagai pertimbangan, hari ini baru diputuskan," tutur mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini.
(gen)