Jakarta, CNN Indonesia -- Mengawali Agustus 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah diiringi aksi ambil untung lanjutan pada perdagangan hari ini.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada memprediksi perdagangan hari ini, Senin (1/8) berada dalam rentang
support 5.149-5.199 dan resisten 5.336-5.375. Menurutnya, meski aksi ambil untung rawan terjadi, tetapi arus modal asing juga diramalkan masih terus berlangsung pada perdagangan hari ini seiring aksi
net buy asing sebesar Rp1,58 triliun pada Jumat kemarin (29/7).
Keadaan ini sangat mendukung pelaku pasar untuk kembali melakukan aksi belinya selama IHSG berada di atas area 5.200 dan memanfaatkan momentum adanya pembalikan arah. Selain itu, diharapkan rilisnya data ekonomi Indonesia juga dapat menopang laju IHSG hari ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“IHSG pun juga menyimpan potensi pembalikan arah seiring dengan aksi ambil untung pelaku pasar. Diharapkan rilis data-data ekonomi dalam negeri dapat direspons positif dan tidak adanya sentimen negatif yang signifikan dapat mengubah arah IHSG menjadi tren penurunan lebih dalam. Tetap cermati sentimen yang ada, terutama jika sentimen pelemahan lanjutan masih akan terjadi,” terang Reza dalam risetnya.
Di sisi lain, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi IHSG berada dalam rentang
support 5.202 dan resisten 5.358. William menyatakan jika IHSG berhasil mencapai level 5.202, maka potensi kenaikan menuju level resisten 5.358 masih akan terbuka cukup lebar. Selain itu, William pun sependapat dengan Reza bahwa rilisnya data perekonomian Indonesia diharapkan dapat menopang laju IHSG hari ini.
"Awal pekan yang sekaligus awal bulan akan memberikan semangat baru jika rilis beberapa data perekonomian yang tentunya disinyalir masih akan menunjukkan kondisi perekonomian yang stabil, hari ini IHSG berpotensi mengalami
technical rebound (tumbuh kembali),” papar William.
Adapun, IHSG ditutup melemah pada akhir pekan kemarin sebesar 83,21 poin (1,57 persen) ke level 5.215 setelah bergerak di antara 5.215-5.334. Menurut Reza, banyaknya pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung membuat perdagangan sedikit tertekan. Namun, IHSG masih terkena imbas sentimen perombakan kabinet sehingga dapat bertahan di zona positifnya ditengah variatifnya kondisi bursa saham Asia.
"Menutup akhir bulan Juli, IHSG ditutup melemah 1,57 persen seiring aksi ambil untung pelaku pasar, khususnya di saham-saham yang mempunyai kapitalisasi besar seperti HMSP, GGRM, UNVR, TLKM, SILO, dan lainnya jelang
pre closing,” jelas Reza.
Perlu diketahui, pergerakan bursa saham Asia bergerak variatif pada minggu kemarin dimana indeks Nikkei, Hangseng, serta IHSG berada di zona hijau sementara lainnya seperti indeks Shanghai, Sensex, dan ST Times berada di zona merah. Keadaan tersebut merupakan imbas dari adanya sentimen masing-masing negara.
Kondisi serupa dialami bursa saham Amerika Serikat di mana juga bergerak variatif setelah pelaku pasar merespons negatif rilis kinerja emiten-emiten energi dan perlambatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II 2016. Sebelumnya, saham-saham Amerika sempat menguat seiring dengan respon positif pelaku pasar terhadap kepastian Hillary Clinton yang maju sebagai Calon Presiden Amerika dan penguatan saham Apple, Amazon, dan FB. Namun, terimbangi oleh penurunan harga minyak mentah dan pelemahan kinerja emiten otomotif.
Sementara, saham-saham di Eropa mampu berakhir positif setelah pulih dari pelemahan sebelumnya. Menguatnya kembali saham-saham perbankan dan harga minyak mentah telah memberikan sentimen positif terhadap bursa saham Eropa. Selain itu, saham-saham ritel juga bergerak positif seiring rilis peningkatan penjualannya.
(gen)