Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) akan membentuk infrastruktur jaringan kartu kredit yang bisa dimanfaatkan oleh perbankan untuk penyelesaian transaksi di dalam negeri.
Selama ini proses transaksi (settlement) kartu kredit bank-bank di Indonesia banyak dilakukan di luar negeri melalui beberapa perusahaan prinsipal kartu kredit asing seperti Visa dan MasterCard.
Prinsipal kartu kredit merupakan lembaga yang menjalankan pembayaran, sekaligus memiliki jaringan kartu kredit. Selama ini, dua perusahaan asing tersebut menguasai pangsa pasar bisnis kartu kredit di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deputi Gubernur BI Ronald Waas mengatakan, rencana pembangunan infrastruktur tersebut masuk dalam roadmap program National Payment Gateway (NPG) yang ditargetkan terealisasi pada 2019.
Menurut Ronald, melalui program tersebut membuka kesempatan bagi bank-bank domestik menerbitkan kartu kredit khusus transaksi di dalam negeri tanpa harus menggandeng perusahaan prinsipal asing seperti saat ini. Sebagai informasi saat ini baru PT Bank Central Asia (BCA) Tbk yang menerbitkan kartu kredit khusus transaksi domestik.
"Kartu kredit domestik silakan siapa saja boleh bikin, saat ini sudah ada yang membuat. Nanti BI yang sediakan infrastruktur tapi bukan berarti sentral yang buat kartu kredit," jelas Ronald, Jumat (2/9).
Ronald menjelaskan tujuan bank sentral membangun infrastruktur jaringan tersebut adalah untuk meningkatkan efisiensi bank dalam melakukan settlement transaksi kartu kredit. Apabila bank semakin efisien, nasabah pun tidak perlu membayar biaya tambahan yang memberatkan.
"Rasanya wajar saja, masa masyarakat kita harus bayar lebih karena transaksinya harus dilakukan di luar dulu kemudian masuk lagi, itu sangat tidak efisien, yang jelas transaksinya kita jaga agar mereka tetap nyaman di dalam infrastruktur domestik," kata Ronald.
Namun, Ronald menyebut, tidak akan menutup kesempatan bagi para perusahaan prinsipal kartu kredit asing untuk berbisnis di dalam negeri. BI juga akan mewajibkan perusahaan prinsipal asing tersebut untuk menggunakan infrastruktur yang telah disediakan oleh bank sentrall.
"Kita akan membangun infrastruktur kartu kredit domestik itu untuk digunakan agar industrinya efisien. Kalau global player mau datang ke sini yang jelas mereka harus membuat badan hukum di sini, harus menggunakan rupiah, harus menggunakan jasa bank di sini dan silakan harus jalan di atas infrastruktur domestik," kata Ronald.