Melambat, Premi Asuransi Jiwa Kuartal III Cuma Naik 13 Persen

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 10 Okt 2016 08:30 WIB
Perekonomian Indonesia yang lesu membuat pertumbuhan asuransi jiwa di Indonesia tumbuh lambat sepanjang tahun ini.
Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim, Jakarta, Rabu (22/6). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari).
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memprediksi perolehan premi pada kuartal III 2016 melambat jika dibanding pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan makro ekonomi nasional dan iklim investasi yang bergerak lebih lambat.

Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan, pertumbuhan premi pada kuartal III 2016 diperkirakan berkisar 12-13 persen. Kendati masih bertumbuh, ia menuturkan, pertumbuhannya cenderung melambat ketimbang realisasi tahun lalu yang sebesar 16 persen.

"Memang, dengan situasi ekonomi seperti ini sedikit sulit untuk semua bisnis," ujarnya, Senin (10/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menengok laporan AAJI teranyar, realisasi premi asuransi jiwa mencapai Rp84,61 triliun per semester I 2016 atau meningkat 10 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp67,82 triliun.

Tercatat selama semester I 2016, premi bisnis baru (new business) menyumbang hingga 58,1 persen terhadap total pendapatan premi. Premi bisnis baru sendiri tumbuh sebesar 10,8 persen dari Rp39,19 triliun pada semester I 2015 menjadi Rp43,41 triliun.

Sementara, premi lanjutan juga turut mendorong peningkatan total pendapatan premi dengan pertumbuhan sebesar 9 persen, yaitu dari Rp28,63 triliun pada paruh pertama tahun lalu menjadi Rp31,19 triliun hingga 30 Juni 2016.

Menurut Hendrisman, peningkatan total pendapatan premi di tengah kondisi ekonomi saat ini membuktikan semakin kuatnya pemahaman masyarakat akan manfaat jangka panjang produk-produk asuransi jiwa terhadap perencanaan keuangan mereka.

Adapun, total klaim dan manfaat yang dibayarkan oleh industri asuransi jiwa sebesar Rp44,7 triliun atau meningkat 3,6 persen dari Rp43,16 triliun yang dibayarkan pada semester I 2015.

Dari angka tersebut, klaim kesehatan (medical) tercatat meningkat 27,9 persen menjadi Rp5,17 triliun, klaim akhir kontrak meningkat 18,2 persen menjadi Rp4,58 triliun, dan klaim meninggal dunia meningkat 17,3 persen menjadi Rp4,09 triliun.

Meski perlambatan pertumbuhan premi diramal masih akan berlanjut hingga kuartal III nanti, Hendrisman optimistis, industri asuransi jiwa mampu mencetak pertumbuhan lebih baik.

"Saya punya keyakinan, pertumbuhan premi akhir tahun bisa mencapai 14-15 persen," imbuh dia.

Estimasi ini lebih rendah dari target yang dipatok AAJI sebelumnya, yaitu 20 persen. Namun, tetap lebih tinggi dari realisasi kenaikan premi tahun lalu yang hanya sekitar 5,8 persen atau menjadi Rp128,6 triliun kalau dibandingkan perolehan tahun 2014 lalu, yakni Rp121,62 triliun. (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER