Jakarta, CNN Indonesia -- Dua tahun kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi rupanya tak lepas dari pantauan negara-negara di dunia, termasuk Jepang, yang berada di timur Asia.
CEO Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Tadashi Maeda mengungkapkan, pergerakan ekonomi Indonesia yang dinilai menyakinkan saat dipimpin Jokowi, tak pernah lepas dari pantauan Jepang.
Ia menyebutkan, selama kurun waktu dua tahun ini, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mampu menggerakkan roda ekonomi Tanah Air dengan perencanaan dan eksekusi yang meyakinkan pada ekonomi makro.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk fiskal keuangan dan ekonomi makro cukup baik. Performanya juga baik," ungkap Maeda, Kamis (20/10).
Maeda juga menyoroti fokus Jokowi dalam melakukan pembangunan yang merata dan tak terfokus di Pulau Jawa atau Ibukota saja.
"Kebijakan pembangunan lebih mengutamakan luar Jawa, khususnya timur Indonesia," imbuh Maeda.
Selanjutnya, Maeda juga mengapresiasi keseriusan Presiden Jokowi dalam mempercepat pembangunan infrastruktur dan mengurangi ketergantungan rakyat pada aliran subsidi dari pemerintah.
"Indonesia telah melakukan banyak hal, seperti mengurangi subsidi dan mengalihkannya untuk investasi di sektor infrastruktur," katanya.
Satu kekurangan Jokowi yang dirasa Maeda hanyalah saat masa transisi perpindahan kekuasaan dari Presiden terdahulu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Tapi di masa transisi dari SBY, untuk proyek-proyek yang direncanakan sempat mengalami kekacauan pada awalnya," tutupnya.
Ke depannya, Maeda menanti realisasi kerja Presiden Jokowi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan berada dikisaran 5 persen dan defisit anggaran yang tak melebihi 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Maeda meyakini, bila Presiden Jokowi mampu merealisasikan target ini, bukan tidak mungkin semakin banyak investasi dan kerja sama yang mengalir ke Indonesia. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi pasar yang baik.
(gir/gen)