TOP TALKS

Jurus-jurus Bappebti Membenahi Iklim Investasi Berjangka

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Senin, 07 Nov 2016 09:21 WIB
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) tengah fokus membenahi iklim investasi pada perdagangan berjangka komoditas antara nasabah dan pialang.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) tengah fokus membenahi iklim investasi pada perdagangan berjangka komoditas antara nasabah dan pialang. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) tengah fokus membenahi iklim investasi pada perdagangan berjangka komoditas antara nasabah dan pialang. Hal ini disebabkan Bappebti masih saja menerima keluhan dari nasabah yang merasa dirugikan oleh pialang.
 
Bappebti melihat, terkadang ada saja nasabah yang memanfaatkan kondisi dengan mengklaim adanya kesalahan yang diperbuat oleh pialang dan meminta ganti rugi. Padahal, setelah ditelurusi oleh Bappebti tidak ada kesalahan yang dilakukan oleh pialang tersebut. Maka dari itu, setelah memberikan perlindungan lebih kepada nasabah, Bappebti tak lupa juga untuk melindungi pialang yang ada.
 
Selain itu, Bappebti juga akan mengembangkan investasi berjangka di Indonesia dengan terus menambah produk dalam bursa berjangka. Tak hanya produk, sebagai negara penghasil komoditas, Bappebti juga sedang mengusahakan menambah pasar fisik kopi.
 
CNNINdonesia.com mendapatkan kesempatan untuk mewawancara Kepala Bappebti Bachrul Chairi di Bali terkait rencana Bappebti ke depan dalam menangani investasi berjangka di Indonesia. Berikut wawancara yang dilakukan pada September lalu:
 
Bapak menjabat sejak Maret tahun ini, bagaimana kondisi perdagangan berjangka saat itu dan perbedaanya dengan sekarang?

Saat itu sama sekarang belum banyak berubah, tetapi saya sudah melakukan beberapa identifikasi beberapa hal yang akan saya lakukan. Dalam tentunya, dalam dua tahun ini target saya untuk dapat membenahi beberapa hal fundamental. Ketentuan-ketentuan lama sudah ditetapkan Ketua Bappebti sebelumnya ya, yang menurut saya sudah mengarah pada arah perbaikan yang signifikan. Kemudian saya melihat lagi, apa yang bisa saya akselerasi, untuk dapat menumbuhkembangkan industri ini.

Pertama adalah, kita harus memberikan perlindungan yang lebih kepada nasabahnya, karena keluhannya banyak. Nah, ketentuan-ketentuan yang terkait masalah nasabah itu sedang kami siapkan. Kemudian kami juga melihat bahwa perusahaan itu juga yang sekarang perlu mendapat perlindungan yang lebih baik. Karena begini, kami melihat juga perusahaan sudah benar, sudah ini sudah itu justru dikerjakan juga oleh nasabah yang memang mereka berspekulasi. Maksudnya berspekulasi di sini, kali aja dia (pialang) mau ganti rugi kalau Bappebti ikut campur. Nah, itu juga harus dilindungi agar semua sama, begitu.
 
Pengawasan apa yang dilakukan oleh Bappebti?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kami mau pengawasan kami terapkan segera, jadi pengawasan instan. Kami akan melakukan pengawasan melalui media elektronik. Nanti akan ada computer system, yang sedang kami siapkan kita bangun. Kami sudah sosialisasikan kita akan sedot kepada semua data-data di server sehingga kami tahu. Sekarang sebenarnya kami sudah punya sistem pengawasan yang bisa mengetahui kira-kira ada pelanggaran di mana, perusahaan apa, berapa besar pelanggarannya, itu juga instan. Namun masih belum bisa menggambarkan secara detilnya. Kami sekarang sudah ada, nah kami mau masuk kepada yang detilnya, by minute by second. Jika itu bisa kami awasi, maka kami akan memberikan kepastian kepada dunia usaha, kami akan memberikan kepastian juga kepada para pialangnya, sehingga pengawasan kami tadi bisa benar-benar up to date. Jadi kami kalau menyelesaikan masalah itu bisa lebih cepat dan melakukan pencegahan, itu yang paling penting.
 
Pengawasan tersebut sifatnya langsung ke pialang atau melalui bursa berjangka?

Enggak, kami langsung ke perusahaan-perusahaan. Pengawasannya akan kami tingkatkan. Lalu selanjutnya kami akan lakukan bagaimana kami mengembangkan pasar. Mengembangkan pasar saya melihat ada dua hal yang fundamental, ya. Pertama, ya produk-produknya bisa kami tingkatkan, ada kontrak-kontrak baru terutama yang baru dalam bidang energi, dalam bidang tambang yang mereka mau, silahkan usulkan, nanti kami kaji dan nanti saya setujui. Itu pertama. Kedua saya melihat perkembangan pasar ini saya melihatnya selain ada. Kita juga kerja sama dengan bursa-bursa yang lain, bursa Amerika, China. Ini sudah on the pipeline. Kami sudah bicara dengan China. Apa artinya? Jadi artinya, di bursa dia akreditasi kami, kami mengakreditasi mereka. Lalu kenapa China? Karena produk-produk yang kami ekspor sekarang itu banyak China yang ambil. Jadi buyers di sana juga bisa melakukan hedging (lindung nilai) untuk multilateralnya. Jadi dia pembeli dan hedging bisa secara langsung juga, sehingga produk pasar multilateral kita bisa terus berkembang.
 
Prosesnya bagaimana saat ini?

Baru pembicaraan-pembicaraan dengan bursanya, tapi kami akan terus finalisasikan, yang penting ya ini kami ingin membesarkan kuenya ini dulu kan. Lalu membesarkan pasarnya adalah dengan misalnya kami sekarang sedang melakukan pembicaraan dengan Kementerian Keuangan untuk mendapatkan pajak final daripada transaksi di bursa berjangka. Ini penting karena dunia usaha ini dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) nya akhir tahun. Padahal per transaksi itu kalau dikenakan pajak itu dia ga final jadi akhir tahunnya dia enggak perlu bayar pajak yang lebih tinggi. Itu sedang dibicarakan sekarang, proposal sudah masuk, pembicaraan sudah, nah kami berharap itu juga bisa segera. Jadi itulah kira-kira ya. Kalau saya bisa selesaikan itu dalam dua tahun saja itu menurut saya sudah banyak yang bisa dilakukan. Sehingga nanti penerus saya yang bisa meneruskannya mengenai apa lagi yang dianggapnya perlu.
 
Untuk komoditas, produk apa yang paling unggul untuk saat ini?

Kontrak berjangkanya masih emas.
 
Lalu, apa itu masih menjadi fokus Bappebti untuk mengembangkan emas atau fokusnya berubah?

Kan begini, kami harus lihat, di bursa berjangka itu ada dua hal. Pertama yang kami sebut dengan perdagangan berjangka multilateral, nah itu komoditi termasuk emas. Terus ada yang bilateral, yang Sistem Perdagangan Alternative (SPA). Nah justru yang bermasalah yang alternatif itu, yang kami fokus perbaiki. Tetapi kalau ini nanti lebih baik, maka terus ada pajak final maka kondusif untuk melakukan bisnis tadi. Tinggal kami cari insentif yang lainnya supaya terus bisa mendukung pasar berjangka ini. Nanti banyak kiat-kiatnya untuk lebih meningkatkan lagi bagaimana bursa berjangka ini bisa, ya khususnya komoditi, bisa meningkat dengan melibatkan stakeholder lainnya, antara lain ya Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terus juga kita minta BUMN-BUMN untuk terlibat di dalam ini kemudian pemain-pemain besar swasta nanti dihimbau untuk melakukan hedging nya di Indonesia, bukan di luar negeri.
 
Untuk ke depan, rencananya akan buka produk pasar fisik apalagi?

Kalau pasar fisik, jadi itu kan hanya timah untuk saat ini. Nanti kalau karet sudah resmi, jadi ada dua pasar fisik, timah dan karet. Kedepan sebenarnya kami juga ingin kopi ya. Tapi akan dimulai dengan pendaftaran dulu. Jadi pendaftaran semua ekspor didaftarkan di bursa, sehingga terjadilah pembentukan informasi harga. Karena punya masalah di Indonesia ini, pengusaha itu kontrak-kontrak over sehingga barang dalam negeri kurang. Jadi berebutanlah eksportir-eksportir kita dalam melakukan ekspor sehingga harga jadi tinggi tidak ada yang diuntungkan di situ. Nah itu kan nggak bagus, kita punya kopi tapi kita tidak dapat untung kan nggak betul juga. Nah itu salah satunya kita lagi coba bayangkan sudah melakukan pendekatan untuk melakukan pendaftaran terhadap ekspor kopi. Nah karet juga sama dengan kopi, pasar fisik di sini agak sulit. Kenapa? Karena ada grade-grade yang diminta khusus. Kayak karet ya, contoh spesifik karet beda-beda. Maka dari itu kami harapkan 40 persen dari pasar karet itu yang nanti lewat bursa, jadi enggak semuanya.
 
Jadi dari 80 persen produksi itu tidak semuanya?

Iya tidak semua. Ya itu tadi, yang punya spesifikasi-sepsifikasi khusus sulit. Ada karet lainnya yang standard, kalau di Indonesia dan Malaysia kita pakai Technical Standard Rubber (TSR20). Nah, tapi kalau di Thailand pakai RSS20. Itu standard yang bisa, tapi sebetulnya banyak yang diatasnya. Yang dijual di bursa hanya beberapa spesifikasi.
 
Apa yang membuat Bappebti menginginkan komoditas-komoditas tersebut masuk ke bursa berjangka, apa karena produksinya yang tinggi atau karena hal lain?

Begini, kita sebagai negara penghasil komoditas ya, kita juga harus memberikan perlindungan terhadap petani atau pedagang komoditas tersebut, sehingga mereka punya kepastian untuk usahanya. Seperti kalau manusia kan asuransi, asuransi kalau ada apa-apa di-cover. Kalau dengan bursa berjangka ini adalah mereka sebagai penjual, dia sebagai penjual memiliki tools untuk mengasuransikan terhadap penurunan harga. Jadi jangan sampai mereka, prediksi harga pada enam bulan yang akan datang, terus dia produksi semua, terus harga turun. Kalau harga turun dia yang rugi.

Nah dengan bursa berjangka, sebelum produksi, dia ingin enam bulan yang akan datang produksinya dijual dengan harga tertentu yang memberikan dia keuntungan dia lock harganya. Itu artinya berarti dia melakukan hedging terhadap penurunan harga. Waktu enam bulan produksi harga turun, dia jual fisiknya tapi harganya turun, tapi dia di bursanya mendapat keuntungan. Selisihnya ini, yang harga dia rugi tadi ini dia tambah keuntungan di bursa tadi, maka dia akan mendapatkan keuntungannya yang diharapkan.

Tapi misalnya saya sebagai produsen, jangan sampai pas waktu mau beli, kita untung sekian harga sekian, waktu saya mau beli harganya naik, waktu harganya naik saya harus beli, waktu saya jual harganya enggak masuk. Nah dia melindungi diri terhadap kenaikan harga. Nah ketemulah di bursa. Kira-kira gitu, ketemu di bursa ada yang mau melakukan perlindungan terhadap harga, nah ketemu di bursa, jadi semua happy. Jadi itu kira-kira. Mekanisme itu bagi negara penghasil komoditas ini menjadi penting. (gir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER