Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham Asia melambung dan dolar AS menguat pada hari Senin setelah Biro Investigasi Federal (FBI) menyatakan bahwa tidak ada tuntutan pidana yang diberikan terhadap calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton.
Seperti dilansir dari
Reuters, berita itu mengangkat suara untuk Clinton dua hari sebelum pemilu AS, dan mendorong Indeks S&P 500 berjangka sebesar 1,2 persen, kenaikan yang mungkin menghapus pelemahan beruntun sembilan hari di indeks saham AS, yang terpanjang lebih dari 35 tahun.
Tapi volume yang tipis, menunjukkan banyak investor terlanjur bermain aman menjelang pemungutan suara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,7 persen. Memimpin penguatan regional dimana bursa saham Australia dan Jepang masing-masing mencetak keuntungan 1,3 persen dan 1,2 persen.
"Ini pasti akan meningkatkan kesempatan kemenangan Clinton. Kecuali terdapat skandal tak terduga lain di sisinya, kemungkinan dia akan memenangkan pemilu, "kata Norihiro Fujito, senior investment strategist Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities di Tokyo.
"Mengingat bahwa pasar telah tergelincir selama sembilan hari, akan ada short-covering."
Investor telah terkesima dengan tanda-tanda dari pemilihan presiden yang semakin ketat antara Clinton dan Trump, terkait sikap pada kebijakan luar negeri, perdagangan dan imigrasi yang menyebar melalui pasar keuangan.
Clinton dipandang sebagai calon status quo dan kebijakannya dipandang lebih mudah diprediksi dibandingkan dengan saingannya dari Partai Republik, seorang pemula di bidang politik.
FBI mengatakan pada Minggu (6/11) bahwa temuan menunjukkan tidak ada tuntutan pidana terhadap Clinton terkait penggunaan server email pribadi untuk kerja pemerintah, mengangkat suara sebelum pemilihan AS.
Namun, meskipun memberikan dukungan untuk prospek Clinton, investor tidak mungkin membuat taruhan besar diberikan karena kenaikan suara Trump dalam jajak pendapat baru-baru ini mungkin tidak sepenuhnya karena kasus FBI.
Hasil awal dari pemungutan suara pada Selasa (8/11) diharapkan mulai bisa dilihat pada Rabu (9/11) pagi waktu Asia.
Pasar juga mengharapkan kenaikan suku bunga AS oleh Federal Reserve pada bulan depan, setelah sebuah laporan pemerintah pada hari Jumat menunjukkan kenaikan penyerapan pekerjaan yang solid dan kenaikan upah pada bulan Oktober.
Di sisi lain, saham properti Hong Kong jatuh setelah pemerintah meluncurkan putaran baru langkah-langkah pengetatan kebijakan untuk mengekang kenaikan harga. Sebuah sub-indeks saham properti terkait turun lebih dari 4 persen.
Di pasar mata uang, pemain yang menonjol adalah peso Meksiko, meningkat 1,7 persen menjadi 18,69 terhadap dolar AS, mencapai tingkat tertinggi sejak 26 Oktober.
Pencetak kinerja cemerlang lain yang penting dalam perdagangan awal di Asia adalah dolar Australia yang melonjak lebih dari 1 persen terhadap yen Jepang ke 79,98.
(gir/gen)