Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank BRI Syariah berencana melantai di bursa atau melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada 2018 untuk menambah permodalan perusahaan sebesar Rp1 triliun dengan melepas saham sebanyak-banyaknya 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.
Direktur Utama Bank BRI Syariah Moch. Hadi Santoso menjelaskan, sebelum menarik dana segar dari IPO, perusahaan telah lebih dulu menerbitkan surat utang syariah atau sukuk subordinasi I senilai Rp1 triliun. Di mana tepat pada hari ini, Kamis (17/11), sukuk tersebut resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penerbitan sukuk dilakukan untuk mengetes kondisi pasar.
"Hari ini kan kami mengetes kondisi pasar dulu, dengan adanya ini, kalau dilihat dari kondisi pasar ini misalnya terjadi persamaan dengan tahun depan, ya berarti laku," ungkap Hadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertimbangan lainnya, sambung Hadi, perusahaan melihat kondisi pasar yang saat ini bergerak
volatile dampak dari kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Sehingga, perusahaan juga masih akan melihat kondisi pasar pada tahun depan.
"Saya kan masih harus bernapas dulu. Kalau jujur, dengan kejadian Trump
effect ini pasar langsung bergejolak," papar Hadi.
Seperti diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok hingga 4 persen pada perdagangan Jumat lalu (11/11) ke level 5.231. Kemudian terus anjlok pada perdagangan Senin (14/11) sebesar 2,22 persen ke level 5.115. Namun, sejak kemarin (16/11), IHSG mulai menunjukkan pembalikan ke arah positif dengan tumbuh 2,1 persen ke level 5.185.
Saat ini, total permodalan yang dimiliki perusahaan sebesar Rp2,47 triliun. Artinya, dengan penerbitan sukuk ini maka permodalan perusahaan akan bertambah menjadi Rp3,47 triliun.
Dana yang diperoleh dari sukuk tersebut akan digunakan untuk ekspansi pembiayaan tahun depan. Setelah itu, dengan IPO tahun 2018 maka ditargetkan dapat mencapai Rp4,47 triliun.
Dari sisi kinerja perusahaan, aset BRI Syariah meningkat pada akhir September sebesar Rp2,75 triliun atau naik 12,07 persen dari Rp22,81 triliun akhir September tahun lalu menjadi Rp24,53 triliun.
Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik Rp2,1 triliun atau 11,7 persen menjadi Rp20,97 triliun dari sebelumnya Rp18,86 triliun. Perusahaan pun membukukan laba bersih hingga akhir September sebesar Rp129,16 miliar atau naik 5,21 persen dari Rp93,29 miliar.
Sementara itu, BRI Syariah menargetkan pembiayaan pada tahun depan bisa tumbuh sekitar Rp5 triliun menjadi Rp23 triliun. Sementara, hingga saat ini total pembiayaan sekitar Rp18 triliun dan ditargetkan hingga akhir tahun menyentuh angka Rp18,8 triliun.
(gir/ags)