Jakarta, CNN Indonesia -- PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) resmi melepas saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Rabu (7/12). Pelepasan saham ini sekaligus mencatatkan Prodia sebagai emiten baru ke-15 pada tahun ini.
Perusahaan laboratorium dan klinik di Indonesia ini melepas 187,5 juta lembar saham atau setara dengan 20 persen dari total saham perusahaan. Dengan harga awal Rp6.500 per lembar, maka dana yang terhimpun dari IPO sebesar Rp1,22 triliun.
Sayangnya, dalam perdagangan perdana, harga saham Prodia sempat melorot 200 poin atau 3,08 persen ke level Rp6.300 per lembar. Namun, saham berangsur naik dan melonjak 2,31 persen ke level Rp6.650 per lembar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengungkapkan, IPO dilakukan sebagai langkah strategis untuk menambah modal perusahaan sehingga fundamental perusahaan dapat lebih baik lagi. Selain itu, melalui IPO ini pihaknya dapat mengetahui seberapa besar kepercayaan pasar melalui klinik pertama yang ada di BEI ini.
"Ini juga sebagai ajang untuk tahu seberapa besar kepercayaan investor dengan klinik pertama yang ada di bursa," ungkap Dewi, Rabu (7/12).
Sementara itu, Prodia telah menunjuk PT Citigroup Securities Indonesia, PT Credit Suisse Securities Indonesia, dan PT Indo Premier Securities sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek. Selain itu, perusahaan juga menunjuk Citigroup Global Market Ltd., dan Credit Suisse (Singapore) Ltd sebagai agen penjual internasional.
Perusahaan akan menggunakan sekitar 67 persen dana dari IPO untuk mengembangkan jumlah outlet di Indonesia. Menurut Dewi, pihaknya akan mengembangkan 33 laboratorium dalam waktu tiga hingga empat tahun ke depan.
"Sudah menjadi
plan kami, kami kembangkan 33 laboratorium atau outlet dalam waktu tiga sampai empat tahun ke depan," imbuh dia.
Sementara, perusahaan akan menggunakan 19 persen dana hasil IPO untuk memperkuat kemampuan dan kualitas layanan Prodia dengan membeli beberapa alat kesehatan, misalnya peralatan teknologi diagnostik generasi terbaru, peralatan untuk melakukan pemeriksaan non-laboratorium, dan perlembgkapan teknologi informasi. Sedangkan sisanya 14 akan digunakan untuk memperkuat modal kerja.
Pada perdagangan pertamanya, saham perusahaan hari ini dibuka turun ke level Rp6.300 per lembar dari harga yang ditawarkan perusahaan dalam IPO sebesar Rp6.500 per lembar. Total transaksi sebanyak 25 kali dengan volume saham sebanyak 485 lot, dengan nilai transaksi Rp650,58 juta.
Perusahaan sendiri mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp400-Rp450 miliar. Dana tersebut berasal dari hasil raupan IPO.
(gir/gen)