Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri hingga Oktober 2016 meningkat 6,7 persen secara tahunan (year on year) menjadi sebesar US$323,2 miliar. Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, utang ini menurun US$2,1 miliar yang tercatat US$325,3 miliar.
Mengutip statistik utang luar negeri yang diumumkan BI, Senin (19/12), perlambatan penarikan utang karena turunnya utang, baik dari pemerintah maupun swasta.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, kondisi utang hingga Oktober 2016 masih dalam jumlah yang sehat. Namun, dalam beberapa waktu ke depan, Indonesia perlu mewaspadai potensi kenaikan nilai utang dalam dolar AS karena peningkatan bunga acuan Federal Reserve AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang, kami antisipasi adanya peningkatan bunga Federal Reserve, sehingga perlu dilakukan kajian agar daya membayar Indonesia tetap kuat," ujarnya seperti dilansir Antara.
Namun, di sisi lain, lanjut Agus, tahun depan terdapat potensi penurunan penarikan utang luar negeri dari pemerintah. Hal itu karena meningkatnya penerimaan negara dari pajak pasca-pemberlakuan amnesti pajak.
Selain itu, revisi Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) pada 2017 juga diharapkan Agus dapat memperkuat basis penerimaan pajak, sehingga menurunkan kebutuhan utang luar negeri dari pemerintah.
"Tapi, karena pada saat ini dalam proses merevisi undang-undang pajak, ini adalah bentuk penguatan negara untuk mendapatkan penghasilan negara yang lebih baik ke depan," katanya di sela-sela kunjungan menyosialisasikan uang rupiah desain baru di Blok M Square.
Dalam publikasi BI, bank sentral menyebutkan utang berjangka panjang tumbuh 6,4 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan September 2016 yang sebesar 8,7 persen (yoy).
Sementara itu, utang luar negeri berjangka pendek tumbuh 8,6 persen (yoy) atau meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan September 2016 sebesar 1,8 persen (yoy).
Utang luar negeri pemerintah, tumbuh melambat menjadi 17 persen (yoy) dari 20,8 persen (yoy) pada bulan September 2016 dan utang luar negeri sektor swasta masih mengalami penurunan 1,7 persen (yoy) setelah pada September 2016 turun sebesar 2,7 persen (yoy).
Dengan begitu, utang luar negeri sektor publik dan swasta masing-masing tercatat sebesar US$159,8 miliar atau 49,4 persen dari total utang dan US$163,5 miliar atau 50,6 persen dari total utang luar negeri.
(bir)