Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil menyakini rencana penerapan pajak progresif terhadap tanah menganggur akan mampu menggerus laju inflasi dari kelompok perumahan.
"Makanya, salah satu sumbernya adalah tanah. Inflasi rata-rata itu sekitar 18 persen di tanah," ujar Sofyan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (1/2) malam.
Menurut Sofyan, harga tanah yang kian tinggi dan tak terkontrol kerap membuat harga modal pembangunan perumahan menjadi tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbasnya, harga rumah yang ditawarkan pengembang juga kian terkerek naik dari waktu ke waktu, baik berupa harga jual maupun harga sewa.
Oleh karenanya, pemerintah berupaya menyusun skema pengenaan tarif pajak progresif terhadap tanah menganggur agar harga perumahan dapat terjangkau karena tak banyak spekulan yang menjadikan tanah dalam rangka investasi.
"Kami kontrol agar harga rumah lebih terjangkau. Jangan sampai tanah jadi inflasi yang gila-gilaan," imbuh Sofyan.
Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Januari 2017 sebesar 0,97 persen atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 0,42 persen.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 1,09 persen. Sumbangan dari kelompok ini merupakan kedua terbesar setelah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan inflasi sebesar 2,35 persen.
Khusus untuk perumahan tercatat, inflasi biaya tempat tinggal sebesar 0,43 persen, perlengkapan rumah tangga 0,31 persen, dan penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,34 persen.
Sementara berdasarkan kelompok, sumbangan terbesar terhadap inflasi diberikan oleh tarif sewa rumah 0,04 persen, tarif kontrak rumah, upah tukang bukan mandor, dan upah pembantu rumah tangga masing-masing 0,01 persen. Sedangkan komoditas semen memberi andil deflasi 0,01 persen.
(gen)