Kawasan Industri Morowali Siap Serap Nikel Kadar Rendah

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 07 Feb 2017 06:30 WIB
PT Indonesia Morowali Industrial Park akan memproduksi 500 ribu metrik ton (MT) nikel kadar rendah dan telah menggelontorkan dana hingga US$90 juta.
PT Indonesia Morowali Industrial Park akan memproduksi 500 ribu metrik ton (MT) nikel kadar rendah dan telah menggelontorkan dana hingga US$90 juta. (REUTERS/Yusuf Ahmad)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) berencana mengedepankan investasi pengolahan ore dengan kadar nikel di bawah 1,7 persen setelah pemerintah mengharuskan penyerapan nikel kadar rendah sebesar 30 persen untuk smelter dalam negeri.

Bahkan, perusahaan telah melakukan kegiatan tersebut jauh sebelum peraturan pemerintah diberlakukan.

Direktur Utama IMIP Alexander Barus mengatakan, perusahaan sebelumnya telah memiliki pengolahan ore nikel dengan kadar 1,4 hingga 1,7 persen. Setelah itu, perusahaan juga siap untuk mengolah nikel dengan kadar 1 hingga 1,2 persen melalui PT Tsingshan Steel Indonesia (TSI), di mana masa ujicobanya telah dilakukan sejak Januari lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dibilang mengolah nikel kadar rendah, itu sudah kami lakukan sejak dulu. Kini kami akan melakukan pengolahan ke arah nikel yang lebih low grade, yang telah dimulai sejak Januari 2017 lalu. Tapi masih ujicoba," jelas Alexander di Kementerian Perindustrian, Senin (6/2).

Di dalam tahap ujicoba, rencananya perusahaan akan memproduksi 500 ribu metrik ton (MT) dan telah menggelontorkan dana sebesar US$70 juta hingga US$90 juta. Rencananya, kapasitas ini nantinya akan ditingkatkan, namun ia tak menyebut besarannya.

Namun menurutnya, pengolahan nikel kadar rendah ini menemui hambatan, utamanya biaya produksi. Alex mengatakan, semakin rendah kadar nikel yang diolah, semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan mengingat mencari bijih nikel di dalam ore kadar rendah ibarat mencari jarum di tumpukan jerami.

Di samping itu, pengolahan nikel kadar rendah ini juga bergantung pada harga nikel di London Metal Exchange (LME). Dengan harga US$10 ribu per metrik ton, hal itu akan lebih ekonomis bagi nikel dengan kadar 1,8 persen ke atas.

"Tentu memang pengolahannya lebih mahal untuk nikel kadar rendah, dan sebenarnya tergantung harga nikel di LME. Kalau harganya bagus, mungkin akan menjadi insentif untuk mengolah nikel kadar rendah," tambahnya.

Sebagai informasi, pemerintah masih memperbolehkan ekspor nikel dengan kadar 1,7 persen ke bawah, asal IUP bisa memasok 30 persen dari kapasitas smelter existing kepada fasilitas pengolahan dan pemurnian dalam negeri. Ketentuan ini tercantum di dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 5 Tahun 2017.

Produksi Nickel Pig Iron (NPI) dari Morowali terhitung sebesar 1,5 juta metrik ton pada tahun lalu dari nikel dengan kadar lebih dari 1,7 persen. Produksi NPI itu dihasilkan oleh tiga perusahaan, yaitu PT Sulawesi Mining Investment (SMI), PT Guang Ching Nickel, dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER