Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bhumi Jati Power (BJP) telah resmi memenuhi prasyarat yang dibutuhkan untuk pembiayaan proyek Tanjung Jati B unit 5 dan 6 atau disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 4. Untuk pekerjaan konstruksinya sendiri, sudah mulai dilakukan pada akhir Maret kemarin.
Seperti diketahui, Bhumi Jati merupakan perusahaan patungan yang sahamnya dimiliki oleh tiga pihak diantaranya, PT Unitra Persada Energia atau anak usaha dari PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar 25 persen, Sumi Energy Ventures LLC 50 persen, KP Power Development B.V 25 persen.
Presiden Direktur United Tractors Gidion Hasan menuturkan, BJP akan membangun dua unit baru PLTU dengan kapasitas 2.000 megawatt (MW). Sementara, PLTU itu akan dibangun dengan teknologi
ultra supercritical. Manajemen mengklaim, teknologi itu termasuk teknologi yang ramah lingkungan dan efisien.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan memprediksi proyek
Build, Operate, and Transfer (BOT) menghabiskan biaya US$4,2 miliar. Di mana dana tersebut akan berasal dari pinjaman Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan sindikasi tujuh bank komersial.
"Ini akan dibangun berdekatan dengan pembangkit listrik yang telah dioperasikan sebelumnya yaitu Tanjung Jati B, di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah," jelas Gidion dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (6/4).
Proyek PLTU ini ditargetkan rampung pada 2021 mendatang dan dapat mulai beroperasi secara komersial. Nantinya, PLTU tersebut akan memasok listrik selama 25 tahun untuk PT PLN (Persero) sejak PLTU beroperasi.
"Proyek ini merupakan bagian dari pembangunan pembangkit listrik 35.000 mw yang didukung pemerintah," imbuh Gidion.
Asal tahu saja, proses
financial closing proyek PLTU ini mundur dari jadwal yang seharusnya. Awalnya, manajemen United Tractors menargetkan
financial closing dapat dilakukan pada Juli 2016 lalu. Namun, perusahaan kembali merevisi ulang menjadi awal tahun ini.
Adapun, proyek PLTU Tanjung Jati B unit 5 dan 6 merupakan proyek lanjutan dari PLTU Tanjung Jati 1 hingga 4.