Sepekan Usai Lebaran, Pemerintah Pastikan Pasokan BBM Aman

CNN Indonesia
Senin, 03 Jul 2017 03:30 WIB
Menteri ESDM menyatakan persediaan BBM tahun ini jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Kalau pun ada keterlambatan, jumlahnya terbilang minim.
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) memantau pengisian BBM. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memastikan persediaan bahan bakar minyak (BBM) tetap aman meski telah menginjak sepekan usai Hari Raya Idul Fitri.

Menurut data Kementerian ESDM per 1 Juli 2017, persediaan BBM jenis premium tercatat 714,52 ribu kiloliter (kl). Pasokan ini dinilai cukup memenuhi kebutuhan nasional selama 21,07 hari.

Selain itu, pasokan BBM jenis pertalite dan pertamax masing-masing tercatat 971,94 ribu kl dan 441,45 ribu kl yang mampu menopang permintaan selama 23,68 hari dan 27,7 hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, pemerintah mencatat persediaan solar sebesar 1,95 juta kl yang bisa disalurkan ke masyarakat dalam jangka waktu 28,3 hari.

Secara garis besar, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan persediaan BBM tahun ini jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Kalau pun ada keterlambatan, ia menjamin jumlahnya terbilang minim.

"Kekurangan di tiap daerah, termasuk Liquefied Petroleum Gas (LPG/Elpiji) hampir tidak ada, sangat minimal sekali. Kalau ada satu atau dua titik mungkin kekurangannya itu tiga jam, karena terlambat dalam pengiriman. Tidak sampai satu hari," ujar Jonan dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Minggu (2/7).

Ia menuturkan, pasokan BBM tetap dijaga pascalebaran demi mengantisipasi kebutuhan selama arus balik. Oleh karenanya, pemerintah akan fokus pada pasokan BBM di sejumlah titik arus balik. Beberapa di antaranya, Pelabuhan Merak dan Bakauheni yang memiliki stok BBM dua kali lipat dibanding kebutuhan reguler.

"Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan pasokan BBM sekaligus menjaga kenyamanan masyarakat saat arus balik tahun ini," tambahnya.

Lebih lanjut, melimpahnya pasokan juga disebabkan karena penurunan permintaan BBM jenis tertentu. Dalam hal ini, pemerintah mencatat penurunan konsumsi BBM jenis solar selama masa lebaran karena ada penghentian operasi industri. Selain itu, truk juga tidak dipebolehkan beroperasi selama masa lebaran.

"Penggunaan solar bersubsidi turun 20 persen dibanding rata-rata dibandingkan hari biasa," lanjutnya.

Jonan melanjutkan, konsumsi BBM mencapai puncak pada H-1 lebaran dengan pertumbuhan konsumsi tertinggi terdapat di Jawa Tengah. Jumlah peningkatan 43 persen dibandingkan konsumsi hari biasa.

"Itu kemudian disusul oleh Provinsi Jawa Barat dan Sumatera bagian selatan dengan persentase kenaikan sebesar 17 persen," papar Mantan Menteri Perhubungan tersebut.
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER