Kesepakatan Berakhir, Investasi Spanyol Semakin Singset

CNN Indonesia
Selasa, 11 Jul 2017 10:30 WIB
Tahun lalu, realisasi investasi Spanyol di Tanah Air tercatat turun sekitar 11,5 persen, yaitu dari US$56,6 juta pada 2015 menjadi hanya US$50,0 juta.
Tahun lalu, realisasi investasi Spanyol di Tanah Air tercatat turun sekitar 11,5 persen, yaitu dari US$56,6 juta pada 2015 menjadi hanya US$50,0 juta. (Dok. KBRI Madrid).
Jakarta, CNN Indonesia -- Investasi Spanyol ke Indonesia tercatat terus turun sejak 2015 lalu. Penurunan ini tak terlepas dari berakhirnya masa berlaku Persetujuan Mengenai Peningkatan dan Perlindungan Secara Resiprokal Penanaman Modal antara Indonesia dan Spanyol yang digagas sejak 30 Mei 1995 silam.

Sepanjang tahun lalu, realisasi investasi Spanyol di Tanah Air tercatat turun sekitar 11,5 persen, yaitu dari US$56,6 juta pada 2015 menjadi hanya US$50,0 juta. Padahal, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai realisasi Foreign Direct Investment (FDI) Spanyol ke Indonesia pada 2012 cuma US$3,1 juta, melesat mencapai US$56,6 pada 2015.

Puncaknya pada 2014, peningkatan investasi meroket hingga 500 persen mencapai US$15,7 juta. Ini sekaligus menempatkan Spanyol di urutan ke-27 dalam daftar negara-negara yang menanamkan modalnya di Indonesia. Bahkan, di antara negara-negara Eropa, Spanyol duduk di peringkat ke-10, setelah Belanda, Inggris, Swiss, Prancis, Jerman, Luxemburg, dan Italia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KBRI Madrid, lewat keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (11/7) menyebut bahwa peningkatan investasi Spanyol pada periode 2012-2016 merupakan imbas dari situasi krisis keuangan yang dihadapi Spanyol pada 2009 silam.

Sehingga, pemerintah setempat menerapkan kebijakan pengetatan anggaran yang berdampak pada sulitnya menciptakan lapangan pekerjaan. Akhirnya, Pemerintah Spanyol mendorong perusahaan-perusahaan untuk mencari mitra di negara-negara potensial, seperti kawasan Timur Tengah dan Asia yang sukses mencapai pertumbuhan ekonomi di atas empat persen per tahun.


Kemudian, Spanyol mengadopsi kebijakan Look East Policy yang diperkuat dengan penyediaan dana lunak sebesar US$450 juta bagi perusahaan menengah Spanyol yang akan ekspansi ke Asia. Sayangnya, kebijakan itu hanya bergigi hingga 2015 lalu. Banco de Espana melansir, total investasi Spanyol ke dunia pada 2015 mencapai 40,11 juta euro. Namun, turun menjadi 37,77 juta euro pada akhir tahun lalu.

KBRI Madrid mengaku ikut meminta perhatian BKPM dan Pemerintah Spanyol untuk melakukan perpanjangan dokumen kesepakatan kedua negara, agar peluang yang tersedia di Indonesia lebih menari bagi pelaku bisnis Spanyol.

Asal tahu saja, Spanyol merupakan negara ke-6 terbesar di Uni Eropa yang menjadi sumber investasi asing. Setelah penerapan kebijakan Look East Policy pada 2013 lalu, sedikitnya dua per tiga total belanja 35 perusahaan kelas kakap Spanyol mengalir ke luar negeri.

Sektor yang paling maju dalam arus internasionalisasi perusahaan-perusahaan Spanyol, yakni infrastruktur dan konstruksi. KBRI Madrid menilai perusahaan-perusahaan Spanyol sebagai sumber investasi potensial bagi Indonesia. Bukan cuma infrastruktur dan konstruksi, tetapi juga energi terbarukan, tekstil, industri pariwisata, maritim dan agro-food, serta teknologi.

Perusahaan-perusahaan konstruksi Spanyol juga sangat berpengalaman dalam mega proyek, seperti perluasan Terusan Panama, Terusan Sues, dan jalur kereta api cepat Mekkah - Medinah.
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER