Tiga Pilar Buka Suara Soal Dugaan Manipulasi Beras

Dinda Audriene Muthmainah | CNN Indonesia
Jumat, 21 Jul 2017 18:43 WIB
PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk membantah dugaan kepolisian terkait manipulasi harga beras yang dilakukan anak usahanya, PT Indo Beras Unggul.
Gudang beras milik PT Indo Beras Unggul (IBU) digerebek kepolisian karena diduga memanipulasi harga beras. (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) membantah dugaan kepolisian terkait manipulasi harga beras yang dilakukan anak usahanya, PT Indo Beras Unggul (IBU). Peseroan pun mengklaim selalu mampu mempertahankan kualitas produk yang dihasilkannya selama ini.

Seperti diketahui, gudang beras milik IBU yang berada di kawasan Kota Bekasi, Jawa Barat diinspeksi oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri kemarin. Perusahaan diduga telah mengubah gabah menjadi beras premium.

Direktur Jo Tjong Seng mengaku, manajemen tidak membeli beras subsidi untuk program Beras Sejahtera (rastra) BULOG atau beras bantuan bencana untuk dijual sebagai produk perseroan kepada masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"IBU memproduksi beras kemasan berlabel untuk konsumen menengah atas sesuai dengan deksripsi mutu Standard Nasional Indonesia (SNI)," papar Jo dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (21/7).

Selain itu, menurut dia, perusahaan juga menggunakan laboratorium terakreditasi sebagai dasar pencantuman informasi fakta nutrisi dan kode produksi sebagai informasi umur stok hasil produksi.

Untuk itu, Jo pun mengaku pihaknya akan kooperatif dan transparan kepada seluruh pihak berwenang. Perusahaan bersedia melakukan verifikasi seluruh fakta yang ada.

"Perusahaan berkomitmen penuh kepada pelanggan dan selalu mentaati ketentuan dan hukum yang berlaku," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, kasus ini turut mempengaruhi pergerakan harga saham Tiga Pilar sepanjang perdagangan hari ini. Harga saham perusahaan anjlok hingga 24,92 persen ke level Rp1,205 per saham.

Pagi tadi, harga saham dibuka di level Rp1,605 per saham. Namun, harga saham terus menurun dan ditutup di level Rp1.210 pada sesi I. Setelah itu, grafik harga kembali turun ke level Rp1.205 pada pembukaan perdagangan sesi kedua dan harga tidak bergerak hingga penutupan sore hari.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menjelaskan, pelaku pasar menganggap Tiga Pilar sebagai emiten yang buruk karena tersangkut kasus hukum. Hal ini dianggapnya sebagai fenomena yang wajar dalam dinamika perdagangan saham.

"Asumsinya, jika IBU ditutup operasionalnya apakah nanti Tiga Pilar akan mengalihkan produksinya ke tempat lain?," kata Reza.

Permasalahan ini sebenarnya bukan yang pertama terjadi. Sebelumnya, kasus hukum juga telah menimpa PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN). Melihat kondisi ini, Reza merekomendasikan jual (sell) untuk saham Tiga Pilar. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER