BJB, Global Mediacom dan Barito Pacific Masuk Saham LQ 45

CNN Indonesia
Selasa, 25 Jul 2017 23:30 WIB
Dengan masuknya tiga emiten tersebut,  Bursa otomatis mengeluarkan saham Alam Sutera Realty, Charoen Pokphand Indonesia dan Elnusa.
Dengan memasukan saham baru, Bursa otomatis mengeluarkan tiga saham yang sebelumnya menjadi penghuni indeks LQ45. (CNN Indonesia/ Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukan tiga saham baru dalam daftar indeks LQ45 periode Agustus 2017-Januari 2018. Tiga saham tersebut terdiri dari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Global Mediacom Tbk (BMTR), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).

Kepala Divisi Operasional Perdagangan Adi Pratomo Aryanto menjelaskan, hal ini berdasarkan evaluasi Bursa pada bulan Juli dan tercantum dalam pengumuman Peng-00728/BEI.OPP/07-2017.

Dengan memasukan saham baru, Bursa otomatis mengeluarkan tiga saham yang sebelumnya menjadi penghuni indeks LQ45. Beberapa saham tersebut, yakni PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Elnusa Tbk (ELSA).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Analis Oso Securities Riska Afriani memandang, penentuan saham yang masuk dalam indeks LQ45 tidak melulu emiten yang memiliki pergerakan harga saham cukup baik. Hal ini juga berlaku sebaliknya.

Misalnya saja, kata Riska, harga saham Global Mediacom yang terus mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini juga terlihat pada pergerakan harga saham Barito Pacific. Namun bedanya, saham Barito Pacific menunjukan perbaikan.

"Makanya ini sangat bervariasi. Harga Barito Pacific terus meningkat nah sementara untuk Global Mediacom berkebalikan atau mengalami penurunan," ungkap Riska kepada CNNIndonesia.com, Selasa (25/7).
Dengan demikian, meski saham yang masuk dalam LQ45 terbilang saham liquid, tetapi bukan berarti akan mengalami tren kenaikan terus-menerus. Pasalnya, pelaku pasar juga bakal melakukan aksi ambil untung (profit taking) jika harga saham sudah naik.

"Jadi bukan hanya yang naik terus, tapi juga perusahaan yang penting ditransaksikan banyak. Jadi misalnya, sudah turun nantinya akan dilakukan akumulasi beli," papar Riska.
Adapun, ia menilai, keluarnya saham Alam Sutera dari indeks LQ45 disebabkan sikap pelaku pasar yang mulai meninggalkan saham tersebut sehingga harganya terus melemah. Hal ini menyusul kondisi industri properti yang masih lamban hingga semester I 2017.

"Saham Alam Sutera lalu Elnusa ini karena memang volume yang relatif turun, orang tidak melakukan transaksi terhadap saham tersebut," pungkas Riska.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER