Jakarta, CNN Indonesia -- PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengaku sedang melakukan proses pemindahan rumah di Perumahan TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, untuk melancarkan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Direktur Utama Bintang Perbowo menjelaskan, lahan perumahan TNI AU tersebut akan digunakan untuk stasiun dan depo kereta cepat Jakarta-Bandung. Sehingga, proses pembangunan stasiun dan depo terlebih dulu menunggu pemindahan rumah selesai.
"Itu sedang berjalan, kami pindahkan relokasinya ke tempat yang baru," ucap Bintang, Selasa (8/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, jumlah rumah yang akan terkena relokasi sebanyak 250 unit. Namun, perusahaan akan menyediakan 408 unit rumah di kawasan arah Cikampek. Nantinya, perusahaan juga akan menyediakan fasilitas di sekitar perumahan tersebut, seperti sarana olahraga dan sekolah.
"Nanti ada tiga mes (rumah tinggal sementara) untuk perwira, satu mes untuk perwira dengan 40 kamar dan 1 lagi mes untuk perempuan. Satu lagi ada stadion untuk podium bukan stadion tertutup," paparnya.
Kendati perusahaan memiliki kewajiban untuk melakukan relokasi, tetapi nilai proyek dari kereta cepat Jakarta-Bandung dipastikan tidak bertambah, yakni US$5,99 miliar.
Lebih lanjut Bintang mengatakan, proyek ini ditargetkan selesai pada akhir 2019 nanti. Perusahaan tengah mempercepat pembangunan proyek di beberapa daerah yang izinnya sudah keluar.
Undur IPO Anak UsahaSibuk mengejar relokasi rumah TNI AU, WIKA agaknya perlu mengurungkan rencananya untuk mengantar dua anak usahanya, PT Wika Gedung dan PT Wika Realty, melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Semula, keduanya direncanakan menjadi perusahaan publik tahun ini.
Namun, khusus Wika Realty sendiri akan diundur menjadi kuartal I 2018. Sementara, Wika Gedung tetap dilakukan sebelum akhir tahun. Menurut Bintang, proses IPO untuk Wika Realty sendiri masih menunggu kepastian Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membentuk holding anak usaha sektor properti.
"Jadi, kami masih menunggu BUMN bagaimana keputusannya," jelas Bintang.
Menurut Bintang, kedua anak usaha tersebut akan melepas saham ke publik sebesar 30 persen-35 persen. Seperti diketahui, mulanya perusahaan menargetkan salah satu anak usahanya dapat IPO pada semester I 2017 dan sisanya semester II.