KAI Akan Rilis Surat Utang Rp2 Triliun untuk Pertama Kalinya

CNN Indonesia
Jumat, 11 Agu 2017 13:43 WIB
Obligasi tersebut diharapkan dapat memperkuat ekuitas perseroan yang tengah dibebankan oleh pembangunan proyek kereta ringan.
Obligasi tersebut diharapkan dapat memperkuat ekuitas perseroan yang tengah dibebankan oleh pembangunan proyek kereta ringan. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan merilis surat utang (obligasi) senilai Rp2 triliun di semester II tahun ini. Rencananya, dana segar dari obligasi tersebut diperuntukkan guna mendukung pembiayaan proyek kereta bandara yang saat ini sedang berlangsung.

Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan, rencana penerbitan obligasi tersebut diharapkan dapat memperkuat ekuitas perseroan yang tengah dibebankan oleh pembangunan proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.

Rencana penerbitan obligasi ini nantinya akan menjadi yang pertama kali dilakukan operator kereta pelat merah tersebut. Penawaran surat utang juga dilakukan sebagai alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan investasi perseroan sepanjang tahun ini yang mencapai Rp7,5 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Salah satu upaya ke depan, KAI akan menerbitkan obligasi, tapi obligasi ini tidak hanya dipergunakan untuk mem-back up arus kas LRT, tetapi utamanya obligasi ini kami gunakan untuk membangun kereta bandara yang diharapkan akhir tahun sudah beroperasi," ujar Edi kepada CNNIndonesia.com, di kantornya, Jumat (11/8).

Proyek kereta api bandara Soekarno Hatta Jakarta menelan biaya hingga Rp3 triliun dengan total jalur sepanjang 36,3 kilometer dan rute jalur baru sepanjang 12,1 KM dari Batuceper ke Bandara Soetta.

Kereta api ini akan berangkat setiap 15 menit dan berangkat dari Stasiun Manggarai ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng dengan waktu tempuh 54 menit. Tak hanya itu, kereta ini juga mampu menampung 274 pengguna jasa sekali jalan.

Di samping itu, rencana penggunaan dana nantinya juga ditujukan untuk peremajaan kereta api yang saat ini usianya rata-rata telah mencapai 30 tahun lebih.

"Sekarang ini, 51 persen armada kereta kami usianya di atas 30 tahun semua. Memang, masih aman, tapi dari sisi umur sebaiknya kami remajakan supaya penumpang dapat perhatian khusus karena keretanya baru," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER