Jakarta, CNN Indonesia -- Grup Lippo mengaku telah mengantongi izin dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi untuk pembangunan proyek Meikarta seluas 84 hektar di kawasan Cikarang, Jawa Barat.
CEO Meikarta Ketut Budi Wijaya menjelaskan, total lahan yang akan dibangun dalam tahap pertama seluas 500 hektar. Ia mengklaim, izin pembangunan proyek ini dilakukan secara bertahap.
"Kami minta izinnya blok per blok, tahap ber tahap. Kami jual yang 84 hektar," kata Ketut, Kamis (17/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manajemen menyebut, hingga saat ini total pemesanan unit apartemen hampir mencapai 100 ribu unit. Perusahaan sendiri tidak memiliki target pemesanan atau penjualan pada akhir tahun.
"Target tidak ada, target ikut pasar saja," ungkapnya.
Terkait harga, Meikarta menawarkan harga mulai dari Rp127 juta untuk satu unit apartemen. Menurut Ketut, penetapan harga tersebut telah melalui berbagai pertimbangan perusahaan.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meminta Grup Lippo untuk menghentikan penjualan Meikarta sebelum Pemkab menurunkan izin pembangunan. Pasalnya, menjual sesuatu tanpa memiliki izin disebutnya sebagai barang ilegal.
"Sebaiknya ajukan dulu permohonan untuk mendapatkan rekomendasi, masa saya harus kirim Satpol PP ke sana untuk memberhentikan, kan kasian juga," kata Deddy, beberapa waktu lalu.
Kendati terjadi hal demikian, Ketut menyatakan pihaknya mendapat dukungan dari pemerintah dari adanya pembangunan enam infrastruktur dengan skala besar di sekitar Meikarta.
Enam infrastruktur yang dimaksud, diantaranya Bandara Kertajati, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Pelabuhan Patimban, Monorail, LRT Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek), dan elevated toll road.
"Jadi infrastruktur itu semua jadinya tahun 2019-2020, dekat sekali," ucapnya.
Meikarta merupakan salah satu proyek Grup Lippo dengan nilai investasi mencapai Rp278 triliun. Kawasan ini akan dikelilingi oleh pusat industri perusahaan nasional dan multinasional, seperti Astra, Honda, Toyota, dan Suzuki.
CEO Grup Lippo James Riady sebelumnya mengatakan, proyek properti ini juga untuk menyelesaikan kebutuhan rumah yang terjadi di Indonesia. Menurutnya, terdapat 8 juta warga yang berpendapatan tetap tetapi tidak memiliki rumah.
"Mereka ingin punya rumah, hanya saja tidak terjangkau, lalu bagaimana supaya Meikarta bisa menyajikan perumahan yang affordable, itu hati kami," papar James.
(gir)