Jakarta, CNN Indonesia -- PT Rekayasa Industri (Rekind) mengaku tengah mencari pembeli
(offtaker) dari gas yang dialirkan di jaringan pipa gas transmisi Cirebon-Semarang yang rencananya akan dibangun perseroan. Pembeli gas diperlukan agar proyek pipa gas yang mangkrak 11 tahun lamanya ini bisa dilanjutkan.
Direktur Strategy Development and Risk Management Rekind Yanuar Budinorman menuturkan,
offtaker harus bisa diperoleh sebelum tanggal 15 September mendatang, tepat ketika Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memanggil Rekind terkait laporan kemajuan pembangunan ruas pipa tersebut.
Untuk itu, dalam waktu dekat, perusahaan akan bertemu dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat dan Jawa Tengah demi mencari penyerap gas tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dengan demikian yang terpenting
offtaker-nya. Kalau sudah ada offtaker, kami akan lapor Kementerian ESDM. Untuk itu, minggu depan kami akan bertemu Dinas ESDM Jawa Barat yang katanya akan mengundang perusahaan-perusahaan yang membutuhkan gas," papar Yanuar, Jumat (18/8).
Rekind, menurut dia, juga akan dipertemukan dengan calon pembeli gas potensial dari Jawa Tengah. Dengan demikian, Yanuar berharap perusahaan sudah punya calon penyerap gas di akhir Agustus mendatang.
Jika nantinya banyak perusahaan yang mau menyerap, maka Rekind akan langsung menagih surat minat dari pembeli potensial itu. Setelah itu, komitmen kemudian diperkuat melalui nota kesepahaman dengan calon pembelinya. Adapun, komitmen ini masih belum ditetapkan dalam bentuk
Head of Agreement (HoA) karena Rekind khawatir tidak bisa memenuhi poin-poin HoA di kemudian hari.
"Kami usahkan MoU terlebih dulu sebelum ke HoA. Karena kalau disuruh HoA, kan ditargetkan tahun depan harus jadi, itu tidak mungkin juga. Untuk membangun ini kan butuh 33 bulan. Padahal kalau ditanya, kami pun sebenarnya ingin HoA," lanjutnya.
Setelah menyodorkan nama-nama pembeli ke BPH Migas, perusahaan lalu akan menyusun studi kelayakan dalam jangka waktu enam bulan. Pasalnya, saat ini kondisi dan harga lahan yang digunakan sebagai lokasi proyek sudah berbeda. Sehingga, ada kemungkinan nilai investasinya jauh berbeda dibanding perencanaan 11 tahun silam.
Adapun rencananya, Rekind akan menyewa lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai lokasi jalur pipa. "Setelah akuisisi lahan, nanti pembangunan bisa dimulai 33 bulan setelahnya. Mungkin nilai investasi harus didetailkan, tapi nampaknya tak terlalu jauh dari semula yakni US$400 juta," jelas Yanuar.
Masalah pembeli gas, paparnya, memang selalu menjadi momok dalam menyelesaikan pipa Cirebon-Semarang. Ketika Rekind mendapatkan proyek ini tahun 2006, calon
offtaker saat itu sedikit sekali. Kondisi ini pun diperparah dengan ketidakjelasan alokasi suplai gas yang mengalir di pipa tersebut.
Jika sudah ada calon pembeli, maka Kementerian ESDM berjanji akan langsung mencarikan penyuplai gasnya. Rencananya, Rekind akan membicarakan suplai gas ini dengan Kementerian ESDM tanggal 28 Agustus mendatang.
"ESDM bilang akan bantu mencarikan sumber, apakah lewat gas sumur, gas pipa, atau gas alam cair
(Liquefied Natural Gas/LNG). LNG ini masih belum tahu darimana, tapi yang penting adalah
offtaker-nya saja terlebih dulu," kata Yanuar.
Sebelumnya, BPH Migas meminta kembali komitmen Rekind karena proyeknya sudah 11 tahun mangkrak. Pipa sepanjang 235 kilometer (km) ini merupakan bagian dari proyek integrasi pipa gas TransJawa dengan panjang mencapai 682 km.
Rencananya, ruas pipa berkapasitas 450 hingga 500 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) ini akan dikerjasamakan dengan PT Pertamina Gas, di mana kepemilikan Rekind tercatat 60 persen.