Jakarta, CNN Indonesia -- Merek 'Playboy' tak bisa lepas dari nama Hugh Hefner. Namun, kesuksesannya menjadi pengusaha di bidang hiburan tidak dilalui dengan mudah dan instan.
Hefner lahir pada 9 April 1926, di Chicago. Ayahnya, Glenn Hefner adalah seorang akuntan, dan ibunya Grace Hefner bekerja sebagai guru. Kedua orang tua Hugh Hefner penganut Protestan konservatif dari Nebraska.
"Orang tua saya dibesarkan menjadi pengekang murni. Mereka adalah orang-orang yang sangat baik, dengan standar moral yang tinggi, tapi sangat tertekan. Tidak ada pelukan dan cium di rumah saya," kata Hefner seperti dikutip dari
CNN, Kamis (28/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 1944, setelah lulus dari sekolah menengah atas, Hefner bergabung dengan Angkatan Darat AS sebagai penulis untuk sebuah surat kabar militer.
Setelah Perang Dunia II, dia menjadi
copywriter di majalah
Esquire, tempat dia mulai memiliki gagasan untuk menerbitkan majalah pria sendiri.
"
Esquire selalu ditujukan untuk orang yang lebih tua, tapi sangat dikhususkan dengan petualangan luar ruangan. Dan saya ingin membaca majalah yang sedikit lebih sederhana dan benar-benar fokus pada hubungan romantis antara jenis kelamin dari sudut pandang laki-laki," kata Hefner.
Setelah mengumpulkan dana mencapai US$10 ribu dari investor, Hefner menerbitkan edisi debut
Playboy pada Desember 1953.
 Hugh Hefner. (REUTERS/Fred Prouser) |
Terbitan perdana
Playboy tidak memiliki tanggal. Penjualan tercatat buruk dan tidak ada terbitan kedua. Di sampulnya terpajang foto aktris Marilyn Monroe, yang ditampilkan telanjang seperti sebuah foto yang awalnya digunakan untuk kalender
pin-up."Kami menyukai apartemen kami. Kami suka mencampur cocktail, memberikan sedikit musik yang sesuai suasana hati pada fonograf dan mengajak kenalan wanita untuk tentang Picasso, Nietzsche, jazz, seks ..." tulis Hefner dalam tulisan perkenalan di edisi perdana Playboy.
Kesuksesan PlayboyDikutip dari
Forbes, selama lebih dari enam dekade, Hefner dikenal sebagai pemimpin ikonik, dan kemudian menjadi tokoh utama dari majalah yang ia dirikan pada tahun 1953 itu.
Majalah
Playboy dikenal karena konten gaya hidup kelas atas, seperti wawancara tokoh profil tinggi (diantaranya Henry Miller, Malcolm X dan Miles Davis) dan tentu saja, perempuan telanjang.
Hal itu membuat majalah tersebut dengan cepat sukses besar, dan banyak dibaca oleh pria dewasa dan remaja laki-laki.
Momentum majalah itu tepat. Zaman keemasan
Playboy bertepatan dengan masa kebebasan seksual. Pada awal tahun 1970-an, sirkulasi majalah
Playboy mencapai puncaknya, sekitar 7 juta eksemplar terjual per bulan.
Keberhasilan majalah tersebut segera diterjemahkan ke dalam kerajaan bisnis, dengan klub-klub, kesepakatan merek dagang, dimana logo kelinci dicap di segala hal mulai dari pakaian hingga mobil mainan, serta jaringan televisi.
Meskipun kinerja perusahaan telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena meningkatnya persaingan dari pornografi
online gratis, bisnis tersebut, yang kini dikenal sebagai
Playboy Enterprises masih hidup dan sehat, dan baru-baru ini dihargai senilai US$500 juta.
Dan, pada edisi Januari/Februari 2016, aktris Pamela Anderson menjadi model sampul majalah
Playboy terakhir.